Lenggang Jakarta Sepi, Pedagang Takut Serangan Susulan
Jakartakita.com – Pasca penyerangan kawasan Lenggang Jakarta di Lapangan Eks-IRTI Monumen Nasional (Monas), pada Sabtu (20/6/2015) kemarin, membuat dampak yang cukup besar. Terlihat sebagian pedagang belum berani berjualan kembali. Salah seorang pedagang mengaku merasa khawatir apabila terjadi kembali serangan susulan.
Seperti pengakuan salah satu pedagang di Lenggang Jakarta, Tanjung (50), ia mengaku, kejadian penyerangan yang dilakukan sejumlah PKL tersebut membuat fasilitas berjualan sebagian dari mereka mengalami kerusakan parah. Yang mengakibatkan banyak pedagang memilih untuk tidak berjualan untuk sementara waktu. “Kalau sudah begini kita pun jadi seret rejeki nih,” ujarnya.
“Tentu kita was -was, soalnya PKL yang datang menyerang kemarin datang dengan membawa senjata tajam. Mereka pun mengancam kami yang berdagang di sini,” paparnya dengan rasa penuh khawatir, pada hari Senin (22/6/2015).
Tanjung menambahkan, kemungkinan penyerangan masih akan terjadi lagi, karena mereka sepertinya dendam dengan perlakuan penutupan yang dilakukan Pemprov DKI pada waktu lalu. Ia pun berharap pengamanan Monas bisa kembali ditingkatkan, agar dapat memberi rasa aman bagi pedagang sekaligus juga para pembeli.
“Kita berdagang di sini kan karena disuruh, agar bisa tertib, kami pun membayar restribusi melalui Bank DKI, masa sekarang kami yang harus khawatir? Pengamanannya harus bener dong, karena kalau terjadi aksi serupa yang dirugikan kami juga, kami tidak mau pakai cara – cara bar bar seperti yang mereka lakukan kemarin,” ungkapnya.
Sementara itu, ditempat lain, Kombes Pol Endro Pandowo, Kapolres Metro Jakarta Pusat, mengatakan akan berkonsentrasi mengamankan wilayah tersebut. Dikabarkan pihaknya telah menyiagakan satu kompi Brimob Polda Metro Jaya dengan jumlah 100 orang personel. Mereka disiagakan di kawasan Irti Monas untuk menghalau apabila terjadi penyerangan susulan.
“Ada sebanyak 2 unit kendaraan taktis telah kami siagakan di lapangan, ini adalah tindakan preventif, antistipasi dari kami agar tidak ada tindakan brutal yang dilancarkan para PKL tersebut,” ujarnya.
Wah, kalau sudah begini bagaimana para pengunjung mau datang, sudah pasti mereka akan ketakutan karena harus makan ditemani dengan satu kompi Brimob lengkap dengan senjata. Mungin pepatah “Rejeki sudah ada yang atur” harus dimaknai betul dan dipahami oleh para pelaku penyerangan.