Telkom Indonesia Gaet VMware Untuk Wujudkan Layanan Always-on
Jakartakita.com – Di tengah gemilangnya bisnis telekomunikasi dan konektivitas yang diraih perusahaan, Telkom Indonesia dituntut untuk selalu dapat meningkatkan kualitas serta layanan yang lebih cepat lagi, selaras dengan kebutuhan pelanggan yang terus meningkat.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Indonesia), penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia, hari ini, Jumat (26/6/2015), mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan virtualisasi pada infrastruktur TI-nya dengan dukungan solusi dan teknologi dari VMware.
Upaya ini memampukan Telkom Indonesia dalam menghadirkan layanan always-on bagi lebih dari 100 juta pelanggannya di seluruh negeri.
Berkat penerapan solusi virtualisasi yang lengkap dari VMware, Telkom Indonesia tercatat telah berhasil memangkas waktu gangguan akibat server bermasalah, sekaligus mampu mendukung terselenggaranya layanan 24×7, memangkas biaya kepemilikan secara keseluruhan hingga 40 persen dan semakin meningkatkan agilitas serta efisiensi guna menjawab kebutuhan yang terus tumbuh.
“Di lingkup bisnis yang menghubungkan jutaan pelanggan juga bisnis di seluruh Indonesia, penerapan model layanan always-on dan pembangunan-pembangunan dukungan yang bersifat teknis, menjadi sangat menantang, sekaligus penting,” ujar Sihmirmo Adi, Deputy Senior General Manager ISC, Telkom Indonesia.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, memiliki jaringan yang ‘always-on’ menjadi tuntutan paling mendasar utama. Namun demikian, pembangunan data center seluas 100.000 meter persegi, backbone jaringan pita lebar untuk wilayah nasional sepanjang 75.000 kilometer, dan 20.000 akses pita lebar saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi Telkom Indonesia.
Sihmirmo menambahkan, berkat adopsi solusi virtualisasi dari VMware, Telkom Indonesia mampu menghadirkan ketersediaan layanan hingga hampir 100 %.
“Dengan dukungan data center ‘always-on’ berperforma tinggi untuk menciptakan efisiensi yang kian tinggi di seluruh bisnisnya. Telkom Indonesia kini memiliki kemampuan untuk menyimpan serta mengelola data hingga batas waktu 7 tahun sesuai dengan regulasi industri telekomunikasi,” papar Sihmirmo.