”Ini Hadiah Boneka, Dik …!“
Suatu ketika, sebagian tenaga pemasar kami kesulitan untuk mendapatkan calon konsumen.
Kalau dilihat dari nilai lebih, proyek kami relatif lebih unik dibandingkan dengan proyek-proyek sejenis lainnya yang sedang marak dipasarkan.
Namun entah kenapa para pengunjung sulit untuk datang secara langsung ke stand pameran kami, meskipun hanya untuk basa basi.
Banyak yang mengatakan image proyek kami terlalu eksklusif sehingga banyak orang yang ‘takut’ untuk berkunjung.
Ketika saya pulang dari pameran, kebetulan saya harus menghadiri sebuah acara ramah tamah di sebuah hotel yang disponsori oleh sebuah lembaga perbankan terkemuka.
Ketika acara berlangsung, saya pun menerima souvenir untuk dibawa pulang. Mungkin hampir tidak terlalu berarti, souvenir yang diberikan berbentuk boneka beruang kecil. Ketika saya menerima souvenir tersebut saya langsung teringat pada anak saya. Artinya benda ini cocok bila diberikan kepada si kecil.
Di pameran berikutnya, saya telah siap dengan souvenir beruang kecil yang lucu dengan tulisan nama proyek kami di perut gendutnya.
Para tenaga pemasar, saya instruksikan untuk memberikan souvenir tersebut pada anak kecil dengan bapak atau ibunya yang sedang melintas di stand kami.
Strateginya adalah sebuah harapan di mana bila kami memberikan souvenir tersebut kepada anak kecil, maka orang tua si anak tersebut paling tidak merasa tidak enak bila tidak mampir terlebih dahulu meskipun tidak ada keinginan untuk membeli properti yang kami tawarkan.
Dalam hal ini strategi akan dilanjutkan dengan betul-betul menempatkan deal closer handal kami untuk menemani pengunjung tersebut.
“Strategi pemasaran yang efektif bila dapat menjangkau konsumen dan terhubung dengan semua anggota keluarganya“
Penulis : Ali Tranghanda – Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch