‘Critical Eleven’ Cetak Rekor. Sebanyak 1.111 Novel Terjual Hanya Dalam 11 Menit!
Jakartakita.com – Novelis Ika Natassa kembali membuat kejutan. Sebanyak 1.111 eksemplar novel terbarunya, Critical Eleven, habis terjual hanya dalam waktu kurang dari 11 menit, pada pre-order yang diselenggarakan awal Juli 2015 lalu di enam toko buku online pilihan.
Adapun pre-order yang diadakan untuk menyambut terbitnya novel yang dirilis reguler di toko buku dan toko buku online di seluruh Indonesia pada minggu kedua Agustus 2015 ini, ternyata juga menciptakan kehebohan di media sosial.
Tagar #CriticalEleven sempat menjadi trending topik di Twitter Indonesia, serta ratusan love dan comment juga didapat dari Instagram pada saat pre-order berlangsung.
Antusiasme yang begitu besar ini tidak diduga sebelumnya oleh Ika Natassa, penulis muda berbakat yang juga menjalankan profesi sebagai banker.
Ia mengaku mendapat banyak sekali e-mail maupun tweet bernada sedih dari pembaca yang tidak kebagian novel pada saat pre-order.
”Aku sama sekali nggak menyangka Critical Eleven akan habis kurang dari sebelas menit, bahkan awalnya aku dan tim Gramedia merencanakan pre-order akan dibuka selama sebelas hari, tapi ternyata belum sampai satu hari sudah habis,” demikian dikatakan Ika, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Selasa (18/8/2015).
“Setelah pre-order aku sempat bikin lelang novel Critical Eleven untuk mereka yang belum kebagian, dan karena bertepatan dengan bulan Ramadan, keseluruhan hasil lelangnya untuk donasi. Lagi-lagi aku dibuat kagum oleh kegigihan pembaca untuk mendapatkan novel ini, karena hasil lelangnya benar-benar di luar bayangan. Saat itu tiga eksemplar Critical Eleven dilelang sebesar total Rp9,5 juta,” sambungnya.
Critical Eleven bercerita tentang kehidupan cinta pasangan fiksi Ale dan Anya, yang pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Perkenalan itulah yang akhirnya mendatangkan beragam pengalaman bagi mereka berdua, baik menyenangkan maupun tidak. Sebelum menjadi novel, kisah pasangan Ale dan Anya pernah dikenalkan dalam bentuk cerpen di buku kumpulan cerpen Autumn Once More yang terbit 2013.
“Critical eleven dalam dunia penerbangan adalah sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. Menurutku itu persis seperti waktu kita kenalan sama orang; tiga menit pertama kritis karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan. Sebelas menit itu tecermin dalam kisah Ale dan Anya,” tutur Ika, ketika ditanya mengenai judul novel terbarunya.
“Kemampuan Ika mengatur karier sebagai banker dan sebagai penulis harus diapresiasi. Tidak banyak orang yang berdedikasi menjalani dua profesi sekaligus dan sukses di keduanya. Semoga Critical Eleven dan karya-karya Ika selanjutnya akan selalu mendapat tempat di hati para pembaca,” ungkap Siti Gretiani, General Manager Gramedia Pustaka Utama.
Critical Eleven adalah novel ketujuh dari penulis yang dinominasikan menjadi Penulis Muda Berbakat di Khatulistiwa Literary Award tahun 2008 ini, setelah A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Underground (2010), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), dan Twivortiare 2 (2014).
Adapun A Very Yuppy Wedding terpilih menjadi Editor’s Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008, dan saat ini Antologi Rasa sedang dalam proses produksi untuk diadaptasi menjadi film layar lebar.