Jakartakita.com – Normalnya kelahiran anak terjadi melalui vagina. Namun, jika ada komplikasi yang terjadi, maka prosedur bedah yang disebut kelahiran melalui sectio caesar atau sesar bisa dilakukan.
Namun, sekarang banyak wanita yang memilih atau ditawarkan untuk melahirkan melalui prosedur sesar. Tapi apakah metode tersebut benar-benar aman dan menguntungkan? Berikut informasi singkat yang bisa Anda baca untuk memahami keduanya, seperti dilansir dari buku Haru Biru si Ibu Baru, karya Risma Budiyani
Sebelum Anda memutuskan persalinan normal atau sectio Caesar, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing cara persalinan. Kecuali, bila Anda dihadapkan oleh keadaan darurat yang mengharuskan Anda untuk melakukan persalinan secara sesar untuk menyelamatkan ibu dan si jabang bayi.
Persalinan Normal
Rasa sakit saat melahirkan, seringkali membuat ibu menyerah untuk melahirkan secara normal. Makanya banyak ibu yang memutuskan melakukan operasi sesar setelah setengah jalan menjalani kelahiran normal karena tidak tahan menahan sakit. Tetapi, jika Anda mengetahui bahwa sesungguhnya kelahiran normal mempunyai dampak positif yang akan bisa dirasakan ibu dan anak sepanjang hidup.
Persalinan Melalui Operasi Sesar
Meningkatnya tren operasi sesar tanpa adanya indikasi medis yang kuat bisa membahayakan keselamatan ibu.Parahnya banyak perempuan yang salah kaprah dengan menganggap melahirkan secara sesar lebih aman dibanding melahirkan secara alami. Padahal sebenarnya bedah sesar adalah operasi besar yang hanya menjadi pilihan ketika keselamatan ibu dan janin terancam. Misalnya bila persalinan secara alami sudah berlangsung lama tapi tak ada kemajuan sedikit pun, padahal kondisi ibu dan bayi sudah menurun. Kondisi lain yang dipertimbangkan untuk dilakukannya bedah caesar antara lain adanya kelainan panggul, lingkar rongga panggul yang lebih kecil dari ukuran janin, tekanan darah tinggi, usia ibu yang terlalu tua, kelainan letak plasenta, ukuran bayi terlalu besar (lebih dari 4 kg), terjadinya gangguan janin atau bayi kembar.
Bumil yang melahirkan secara sesar tanpa indikasi medis lebih berisiko menjalani perawatan intensif, membutuhkan transfusi darah karena kehilangan darah yang terjadi pada operasi sesar dua kali lipat lebih banyak dibanding persalinan normal, serta risiko kematian. Meski kematian karena bedah sesar jarang, tetapi risikonya tetap lebih tinggi dari pada persalinan secara alami.
Penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika juga menunjukkan bayi yang dilahirkan secara sesar risikonya lebih besar mengalami gangguan pernapasan karena obat bius yang digunakan selama operasi diserap tubuh bayi.Bila tidak ada indikasi medis, lebih baik melahirkan lewat jalan normal, yang jauh lebih aman, singkat prosesnya, serta masa masa penyembuhan lebih cepat walaupun proses menjelang persalinan teramat sangat sakit. Namun kurang banyak perempuan yang sadar akan fakta ini.
Jika bayi bisa lahir secara alami, mengapa harus disesar? Ternyata, bayi lahir sesar lebih beresiko mengalami berbagai gangguan kesehatan dibandingkan bayi lahir normal. Selain itu bagi Anda yang percaya peruntungan, hari baik dan hari buruk berdasarkan weton seseorang, proses persalinan sesar tanpa indikasi medis juga akan mengacaukan penentuan weton bayi. Karena bayi dipaksa lahir bukan pada hari yang ditakdirkan. Bisa-bisa hal ini juga akan berimbas pada penentuan hari baik nantinya saat dewasa.