Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Anak Berdampak Positif
Jakartakita.com – Hingga saat ini, masih banyak orang yang memandang adanya pemisahan peran antara ayah dan ibu dalam keluarga, di mana peran ayah adalah sebagai tulang punggung dan pemimpin keluarga, sementara peran ibu adalah mengasuh anak.
Padahal, penelitian yang dilakukan oleh University of Guelph Canada tahun 2007 menunjukkan kuatnya pengaruh keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan terhadap perkembangan anak secara sosial, emosi, fisik, dan kognitif.
Penelitian yang berjudul The Effects of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence tersebut, memaparkan lebih lanjut mengenai dampak positif dari keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak.
“Anak yang turut diasuh oleh ayahnya sejak dini memiliki kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia enam bulan hingga satu tahun, memiliki nilai IQ yang lebih tinggi ketika menginjak usia tiga tahun, serta berkembang menjadi anak dan individu yang mampu memecahkan permasalahan dengan lebih baik,” kata Rini Hildayani, M.Si. Dosen dan Psikolog dari Universitas Indonesia, di acara talk show Happy Date with Legendaddy, yang diselenggarakan Nestlé LACTOGEN 3 ActivGro, di Jakarta, Sabtu (3/10/2015) lalu.
Dijelaskan, terdapat beberapa faktor yang dapat mendukung peran serta ayah dalam pengasuhan, diantaranya adalah dukungan dari lingkungan sekitar serta pengetahuan dan keterampilan ayah perihal pengasuhan anak.
“Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak tidak hanya akan membangun ikatan emosi antara ayah dengan si Kecil, namun juga dengan pasangannya. Pasangan dengan ikatan emosi yang kuat dapat menjalin komunikasi yang lebih terbuka, sehingga mampu memberikan perhatian yang optimal kepada si Kecil,” jelasnya.
Lebih lanjut, ada tiga hal penting yang menurut Rini perlu diperhatikan agar ayah dan ibu dapat berbagi peran yang seimbang dalam mengasuh anak, yaitu: komunikasi – ayah dan ibu harus memiliki kesepakatan bersama mengenai pola pengasuhan yang seimbang; saling mendukung – perasaan nyaman dan aman dalam diri si Kecil hanya bisa terbentuk di bawah pengasuhan kedua orang tua yang saling mendukung; dan komitmen – di tengah kesibukannya masing-masing, kedua orang tua harus dapat saling mengingatkan agar kedua hal di atas dilakukan secara konsisten.
“Yang bagus adalah ayah dan ibu sama-sama terlibat dalam pengasuhan anak serta saling mendukung peran satu sama lain guna mencapai tumbuh kembang anak yang optimal,” imbuhnya.
Sayangnya, lanjut Rini, saat ini masih ada ibu yang belum bisa memberikan kepercayaan pengasuhan anak kepada ayah, sehingga ayah pun tidak terpacu untuk terlibat lebih jauh dalam pengasuhan si Kecil.
Ia berharap, para ayah agar menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas bersama si Kecil dan mendorong banyak pihak agar membantu mengedukasi masyarakat untuk memberikan kepercayaan lebih kepada ayah dalam mengasuh anak.
Sementara itu, Choky Sitohang, TV host, pengusaha, dan legendaddy dari dua gadis kecil ini mengaku cukup banyak pelajaran yang bisa diambil dari pola pengasuhan orang tuanya dulu, termasuk ayahnya.
“Keluwesannya, keterampilannya bersosialisasi, serta sikapnya yang sangat menghargai orang lain tanpa disadari mempengaruhi cara saya bersosialisasi sehingga berhasil dalam karir. Nilai-nilai seperti itu yang secara konsisten saya coba terapkan kepada kedua puteri saya saat ini di sela kesibukan saya bekerja,” tuturnya.
“Menurut pengalaman saya, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kerja sama yang baik dengan pasangan. Dengan demikian, bukan hanya kebutuhan si Kecil yang terpenuhi, tapi juga perasaan aman dan nyaman sang Ibu. Saling mengingatkan porsi masing-masing dalam mengasuh si Kecil, termasuk saling memberitahu jadwal pekerjaan, adalah hal-hal kecil yang kami lakukan agar tidak ada peran superior dalam pola pengasuhan kedua puteri kami,” tandas Choky Sitohang.