Take a fresh look at your lifestyle.

Infrastruktur Kuat, Indonesia Jadi Raksasa Ekonomi Terbesar Ketujuh di Dunia

0 1,104

Tiket Pesawat Murah Airy

Menteri Koordinator Perekonomian - Darmin Nasution
foto : istimewa

Jakartakita.com – Pameran Indonesia Infrastructure Week 2015 selesai sudah. Acara penutupan dilakukan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, di Jakarta Convention Center, Jumat (6/11/2015) sore.

“Indonesia memiliki potensi yang tak terhingga jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN, dan masa depan ekonomi Indonesia akan tetap sekuat sebelumnya jika rencana pengembangan infrastruktur dapat terlaksana dengan baik. Dengan infrastruktur yang kuat, Indonesia akan menjelma menjadi raksasa ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030, dengan PDB mencapai 4,5 triliun Dollar Amerika,” kata Darmin, dalam sambutannya.

Meski demikian, saat ini, Pemerintah masih menghadapi beberapa tantangan antara lain terbatasnya infrastruktur, presentase biaya yang masih tinggi untuk logistik dan pengangkutan barang dan jasa.

Related Posts
1 daripada 6,492

Sebagai akibat dari kondisi infrastruktur yang kurang ideal, waktu tempuh rata-rata di koridor utama Indonesia mencapai 2,6 jam / 100 km. Jika dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia, waktu tempuhnya bisa dua kali lipat lebih lama. Tidak hanya itu, rasio distribusi listrik mencapai 84,1%, jauh tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Thailand, Filipina dan Vietnam dengan rasio 100%.

“Namun, kami tetap berkomitmen untuk mendukung investor dalam mengatasi masalah ini melalui enam paket kebijakan ekonomi yang baru dikeluarkan, lengkap dengan skema kemitraan antara pemerintah dan swasta, dan skema pendanaan yang inovatif,” jelasnya.

“Saya yakin, jika kita semua bekerjasama, kita akan dapat mencapai tujuan akhir kita dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Darmin juga menekankan, bahwa untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar tujuh persen, Indonesia perlu memobilisasi sumber pendanaan alternatif untuk proyek-proyek infrastrukturnya.

“Hal ini merupakan sesuatu yang dapat dicapai melalui kemitraan antara pemerintah dan swasta, termasuk kekurangan dana, kesiapan pembayaran dan pinjaman langsung, serta skema berbasis pencapaian tahunan,” tandasnya.

 

Tinggalkan komen