Jakartakita.com – PS TNI meraih kemenangan 6-5 dalam babak adu penalti melawan Pusamania Borneo FC dalam pertandingan keduanya di Grup C Piala Jenderal Sudirman yang berlangsung di Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (18/11/2015) malam.
Lima penendang pertama kedua tim sukses menjalankan tugasnya. Penendang keenam PS TNI, Erwin, juga mampu mengeksekusi tendangan penalti. Tapi setelah itu penendang keenam Borneo FC, Rizky Pora, gagal menaklukkan kiper PS TNI, Dika Bhayangkara. Dengan kemenangan dalam adu penalti, PS TNI kini memuncaki klasemen Grup C dengan lima poin. Sedangkan Borneo FC meraup satu poin dari pertandingan pertamanya di Piala Jenderal Sudirman.
Pertandingan harus ditentukan dengan babak tos-tosan karena di waktu normal kedua tim bermain imbang 2-2. Borneo FC sempat lebih dulu unggul dua gol, lewat sundulan Febri pada menit ke-17 dan 44. Gol pertama dicetak Febri memanfaatkan umpan silang Terens, sedangkan gol kedua ditorehkan memaksimalkan crossing Sultan Sama.
Tapi di babak kedua, PS TNI mampu membalas dua gol lewat Aldino. Sang striker mencetak gol pertamanya dengan sepakan pada menit ke-67 setelah menerima umpan Suha, sedangkan gol keduanya lewat tandukan terhadap crossing Suha. Kedudukan imbang dua sama bertahan sampai waktu normal usai, dan laga berlanjut ke adu penalti yang dimenangi PS TNI.
Akibat kekalahan dalam adu penalti melawan PS TNI, Iwan Setiawan mundur dari jabatan pelatih Borneo FC.
Tindakan ini konsisten dengan kata-katanya sebelumnya yang meremehkan PS TNI sebagai tim amatir dan akan mundur jika Borneo FC kalah dari tim amatir tersebut. Kas Hartadi yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih diangkat menjadi pelatih kepala Borneo FC.
Pertandingan antara PS TNI melawan Borneo FC diawali dengan mengheningkan cipta sebagai penghormatan atas meninggalnya mantan pemain dan pelatih sepakbola berprestasi Indonesia Sebastian Sinyo Aliandoe, yang tutup usia di Rumah Sakit Mayapada pada Rabu pagi dalam usia 75 tahun.
Sinyo adalah punggawa tim nasional di era ’60-an, turut membawa Indonesia memenangi turnamen Aga Khan di Dhaka, Bangladesh, Piala Raja di Thailand, dan juga Merdeka Games di Malaysia. Seusai berkarir sebagai pemain, Sinyo menimba ilmu kepelatihan ke Manchester, Inggris. Dari Inggris ia membawa penerapan taktik jebakan offside yang saat itu masih baru di Indonesia.
Sinyo lalu berprestasi sebagai pelatih, membawa Persija Jakarta juara Perserikatan pada 1973 dan 1975. Ia kemudian dipercaya sebagai pelatih timnas dan memimpin tim dalam menghadapi Pra Piala Dunia 1986.
Sementara itu, pelatih Semen Padang Nil Maizar lewat akun twitternya mengekspresikan kekecewaan terhadap wasit Najamudin Aspiran, yang memimpin laga Grup C Piala Jenderal Sudirman antara Semen Padang melawan Persipura di Stadion Kapten Diptha, Gianyar, Bali, Selasa (17/11/2015) malam. Ia membeberkan pertandingan-pertandingan kontroversial yang dipimpin sang pengadil lapangan.
Mulai dari laga Persib Bandung kontra Arema pada Januari 2011, Pelita Jaya melawan Arema (November 2010), Pelita Jaya menghadapi Persija Jakarta (Maret 2010), Persib Bandung versus Pelita Jaya (April 2010).
Kemudian, bentrok Persegres Gresik United melawan Persiram Raja Ampat (April 2012), Persipura Jayapura versus Arema (babak delapan besar ISL 2014), serta Semen Padang kontra Persipura yang dialaminya, kemarin.
“Kontroversi setiap laga yang dipimpin wasit Najamudin Aspiran. Hebat,” tulis mantan pelatih Putra Samarinda itu.
Dalam laga melawan Persipura, Najamudin dianggap Nil mengambil keputusan kontroversial dengan memberikan penalti kepada Persipura pada menit ke-84 dengan alasan bek Semen Padang Mahamadou El Hadji melakukan handsball di kotak terlarang. Padahal, El Hadji tidak terlihat melakukan handsball.
Para pemain tim Kabau Sirah sempat melakukan protes keras dan Nil juga sempat meminta para pemainnya untuk ke pinggir lapangan. Tapi, pada akhirnya Semen Padang tetap melanjutkan pertandingan.
Ian Louis Kabes lalu mengkonversi penalti, kedudukan menjadi imbang dua sama. Sebelumnya Semen Padang unggul lewat gol Irsad Maulana pada menit ke-28 dan Yu Hyun Koo pada menit ke-37, lalu Persipura mendapat gol pada menit ke-39 lewat Robertino Pugliara.
Kedudukan imbang antara Semen Padang dan tim Mutiara Hitam bertahan sampai waktu normal usai. Laga berlanjut ke adu penalti, Semen Padang kalah 3-5. Dengan hasil ini, Semen Padang menempati peringkat kelima alias juru kunci Grup B dengan satu poin. Persipura di peringkat pertama dengan tiga poin dari hasi dua kali imbang.