Pasar Baru, Riwayatmu Kini
Jakartakita.com – Pasar Baru, dulunya Passer Baroe, tidak bisa dipisahkan dari sejarah Jakarta. Pasar yang sudah berdiri sejak 1820 ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta.
Dinamakan Pasar Baru memang karena pasar ini relatif baru. Pasar Baru dibangun untuk melengkapi dua pasar besar yang sebelumnya ada, yakni Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Keduanya dibangun pada 1730-an.
Dahulu, pasar yang berdiri di Jalan Pasar Baru, Harmoni ini merupakan pusat perbelanjaan elit. Maklum, lokasi pasar ini berada di pemukiman warga Belanda yang disebut Weltevreden. Kawasan Weltevreden sendiri meliputi wilayah sekitar Pasar Baru, Lapangan Banteng, dan Istana Rijswijk.
Perkembangan hunian baru di Weltevreden serta keberadaan Pasar Baru menarik warga lain untuk bermukim di sekitar area tersebut. Masyarakat Tionghoa turut mendirikan toko di Pasar Baru sejak tahun 1877. Pemerintah Hindia Belanda juga mengucurkan dana lebih untuk memajukan pasar elitnya. Tidak butuh waktu lama hingga pasar tersebut dipenuhi toko.
Saat ini Pasar Baru telah dibangun menjadi lebih modern. Meski demikian masih ada beberapa arsitektur lama yang dapat dijumpai seperti Apotek Kimia Farma, Toko Lee Ie Seng, Toko Melati (perabot rumah tangga), Toko Tjung-Tjung (jam), dan Toko Seis atau Tjun Lie (kacamata). Beberapa rumah jahit seperti Isardas, Hariom, dan Gehimal juga masih dapat ditemui. Selain Cina, masyarakat India merupakan pedagang asing yang turut meramaikan Pasar Baru sejak awal berdirinya. Toko India lama yang masih ‘eksis’ hingga sekarang diantaranya adalah toko kain Bombay dan Lilaram.
Pasar Baru menawarkan berbagai kebutuhan sehari-hari. namun pada perkembangan selanjutnya, terutama sekarang ini, pasar tersebut lebih dikenal sebagai surga belanja sepatu. Anda bisa mencoba berbelanja sepatu di Toko Sepatu Sin Lie Seng yang terkenal sejak dahulu. Kosmetik juga menjadi benda yang paling diburu di Pasar Baru. Di sini pedagang produk dan peralatan kecantikan melayani pengelola salon maupun masyarakat umum yang datang dari Jakarta dan sekitarnya. Selain lengkap, harga yang ditawarkan pun lebih hemat.
Namun sayangnya, walaupun Pasar Baru menawarkan beragam kebutuhan sehari-hari dengan harga miring, Pasar Baru mulai kehilangan pamor. Kalah bersaing dengan mal-mal yang menjamur di seluruh penjuru ibu kota. Sudah sedikit sekali orang yang sengaja pergi ke Pasar Baru untuk sekedar membeli sepatu atau tekstil. Apalagi anak muda. Mereka yang masih setia berbelanja di Pasar Baru, paling hanya wisatawan, warga sekitar atau orang-orang tua.
Itulah mengapa Pemprov DKI gencar melakukan sejumlah promosi untuk menghidupkan kembali kejayaan Pasar Baru, antara lain dengan menyelenggarakan Festival Pasar Baru yang biasa digelar pada HUT Jakarta atau pada akhir tahun.
Bagi Anda penggemar seni fotografi. Kawasan Pasar Baru adalah tempat yang tepat untuk berburu obyek foto klasik loh.