Harga Minyak Turun, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Biosolar Sawit (B20)
Jakartakita.com – Wacana energy alternatif untuk kelangsungan industry terus didengungkan.
Pemerintah sendiri, terus mendorong penggunaan energy alternatif di masyarakat. Salah satunya dengan penggunaan dan pemanfaatan Biosolar sawit (B20).
Namun demikian, berbagai sektor pendukung industri mulai dari hulu hingga hilir, sangat penting untuk disiapkan, agar pemanfaatan Biosolar sawit dapat lebih maksimal.
“Biosolar sawit bukan yang pertama tapi sudah dikembangkan juga dari tumbuhan yang lain, jarak pagar, misalnya. Tapi persoalan penanaman jarak pagar gagal karena tidak cukup dari pasokannya. Suplai jarak pagar berkurang. Selain itu ada juga proyek penanaman Kemiri Sunan, yang dikembangkan tapi suplay chainnya juga kurang. Kalau industri sudah tumbuh tapi suplai kurang juga, maka bisa berbahaya untuk kelanjutan industrinya,” kata Rusman Herniawan, Wamentan dan Ketua Dewan Pengawas BPDP kepada Jakartakita.com, saat roadshow sosialisasi Biodiesel B20 di Yogyakarta, (2/2/2016).
Ditambahkan, untuk Sawit ini pasokannya luas dan besar. Tujuan utamanya untuk bahan mentega, minyak goreng dan lain-lain. akan tetapi seiring perjalanan, CPO itu dipakai untuk campuran solar mulai dari 5, 10, 15, dan sekarang 20 persen.
“Untuk sekarang ini akan berjalan baik dengan B15 dan B20. Kalau dapat kita usahakan 2 tahun sukses ya langsung saja jangan menunggu sampai 2019,” jelasnya lagi.
Indonesia menjadi pioner dan langsung reform ke B20. Penggunaan biodiesel yang 20 persen ini multiguna. Pertama, dengan situasi harga minyak dunia yang tengah anjlok tapi harga biodiesel lebih tinggi, maka Pertamina tak akan mau. Meskipun begitu Biodiesel B20 dijalankan secara taat dan konsisten maka akan lebih konsisten bagusnya.
“Kita ingin mencontoh Brazil yang sukses memakai bioetanol sampai B100. Tapi itu membutuhkan waktu dan sinkronisasi dengan stake holder lainnya, Pertamina, ATPM dan pengusaha sawit. Jadi, dengan adanya pemakaian biodiesel maka secara ekonomi juga akan menjaga harga CPO. Selain itu CPO yang banyak juga untuk ketahanan energi masa depan,” tandas dia.