Take a fresh look at your lifestyle.

Bahan Bakar Biodiesel Sawit (B20) Lulus Tes Uji Emisi

0 1,146

Tiket Pesawat Murah Airy

uji emisi B20
foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerjasama dengan BPPT, BPDP Sawit, Lemigas, APROBI, serta GAIKINDO melakukan uji emisi kendaraan dengan bahan bakar biodiesel sawit (B20) di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).

Tes Uji emisi dilakukan pada pukul 5 pagi waktu setempat mengingat cuaca dingin pada suhu 22 derajat celcius sedangkan suhu 21,5 derajat Celcius di tangki bahan bakar kendaraan yang diuji. Dengan menggunakan alat Smokertest sebagai alat uji emisi kendaraan saat kendaraan dinyalakan menunjukkan angka 5,2 % kepekatan asap kendaraan dimana hasil ini adalah dibawah ambang batas maksimum 70%.

Peniliti LEMIGAS, Nanang Hermawan mengatakan, untuk mendukung kebijakan pemerintah akan  B20, LEMIGAS sudah melakukan uji temperature -10 sampai dengan 43 derajat Celcius untuk  viskositas dari B20 selama 3 bulan dan hasilnya mulai 3,22 % hingga 3 %. Titik beku  B20 terjadi pada titik -3 derajat Celcius.

Related Posts
1 daripada 6,490

Kepada Jakartakita.com, perwakilan Gaikindo dari ATPM Hino menyatakan tak ada masalah dengan B20, karena kepekatan asap saat uji emisi sangat di bawah batas uji emisi yang ditentukan oleh Dinas Perhubungan yaitu hanya 5,2 % dari 50%. Kendaraan dengan bahan bakar B20 sangat bagus kondisinya saat di tes perjalanan di ketinggian 2000 di atas permukaan laut dan saat tes perjalanan selama 40000 Km. Sedangkan perwakilan dari ATPM Toyota menyatakan tes durability kendaraan dengan bahan bakar B20 di 40 km sampai 1000 km masih baik.

“Ketinggian dan suhu dingin di Dieng tidak mempengaruhi penggumpalan bahan bakar B20. Semua kendaraan bisa di starter dengan baik,” ujarnya.

Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Dadan Kusdiana menambahkan, masih ada peluang B20 menuju B100 karena nilai standar uji emisi kendaraan tiap tahun terus menuju ramah lingkungan, sehingga para produsen kendaraan roda empat akan menyesuaikan standar uji emisi dan bahan bakar B20 sesuai dengan kebutuhan bahan bakar kendaraan mereka.

“Kita ingin mencontoh Brazil yang sukses memakai bioetanol sampai B100. Tapi itu membutuhkan waktu dan sinkronisasi dengan stake holder lainnya, Pertamina, ATPM dan pengusaha sawit,” tandasnya.

Tinggalkan komen