Umar: “Kebijakannya kurang untuk orang-orang macam saya”
Jakartakita.com – “Sebagai masyarakat kecil, kita kan ibaratnya sama-sama usaha di Jakarta punya keluarga kalo bisa masalah sampah jangan terlalu di inilaah takutnya nanti malah nambah pengangguran” tutur Umar seusai menarik sampah dari rumah ke rumah di sekitaran Puri Mutiara, Cipete.
Bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta bukanlah perkara yang mudah. Apalagi pekerjaan yang sudah ia tekuni selama bertahun-tahun kini diusik oleh kabar yang membuatnya sedikit terganggu. Kabarnya, sampah akan dikelola oleh DKI, lalu untuk mereka yang bekerja sebagai tukang sampah dengan menarik iuran ke warga akan dapat penghasilan darimana?
Tentu itu yang menjadi keresahan Pak Umar, yang tinggal di sekitaran Cipete Utara dengan 3 orang anak yang 2 diantaranya bersekolah. Pria kelahiran Bogor ini beruntung bisa mengadu nasib ke Jakarta lalu memutuskan sebagai tukang sampah dan tetap mampu menyekolahkan anaknya dengan program sekolah gratis dari pemerintah.
Sekolah memang gratis, tapi untuk seragam, buku, dan uang jajan sehari-hari tentu tidak sedikit yang ia keluarkan. Apalagi kebutuhan untuk 5 orang dalam satu keluarga. Bayi yang baru lahir menambah pengeluaran Pak Umar ini, jika ditambah dengan membeli susu formula.
Harapan dari Pak Umar dengan pekerjaannya sebagai tukang sampah ialah Pak Ridwan Kamil, walikota Bandung bisa menggantikan Pak Ahok duduk di Balai Kota. Alasannya karena kebijakan Pak Ahok yang tidak bisa ditolerir oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Pak Umar sebenarnya juga belum tahu betul bagaimana Pak Ridwan Kamil jika nanti yang berganti memegang Jakarta, namun setidaknya pemikiran beliau masih bisa ditoleransi oleh orang kecil macam Pak Umar.