Inflasi Maret 2015 Diprediksi Rendah
Jakartakita.com – Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monter Bank Indonesia (BI), Juda Agung baru-baru ini di Jakarta, mengatakan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2016 berpotensi mengalami inflasi.
Survei pemantauan harga pada pekan kedua Maret 2016 menunjukkan adanya inflasi. Namun menurutnya, inflasi yang terjadi masih tergolong rendah.
“Hanya 0,05% (bulanan),” kata Juda.
Dijelaskan, selama dua pekan di bulan Maret ini, tidak ada faktor istimewa penyebab inflasi tersebut. Hanya satu faktor terbesar yang mempengaruhinya, yakni gejolak harga bahan pangan.
Sementara itu, dari sisi harga yang diatur pemerintah (administered price), ada beberapa harga yang turun mulai 1 Maret 2016. Penurunan tersebut terjadi pada tarif dasar listrik (TDL) pada 12 golongan tarif, turun Rp 26-Rp 41 per kilowatt hour (kWh) dibanding Februari 2016.
Selain itu, per 1 Maret 2016, PT Pertamina juga menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), khusus untuk RON 90, yaitu Pertalite dan RON 92 Pertamax, sekitar Rp 100-Rp 200 per liter. Sementara itu, harga BBM jenis premium tetap.
Asal tahu saja, data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga dari beberapa komoditas pangan masih naik cukup tinggi. Pada komoditas cabai merah besar hingga 12 Maret 2016 mencapai Rp 51.000 per kilo gram (kg). Padahal di awal Maret 2016 sekitar Rp 40.000 kg.
Selain itu, harga bawang merah juga menunjukkan adanya peningkatan. Pada awal Maret lalu, harga komoditas ini sekitar Rp 34.000 per kg, dan saat ini Rp 37.000 per kg. Sementara gejolak pada harga beras medium, tidak terlalu signifikan, sekita Rp 10.800 per kg.