Jakartakita.com – Dalam rangka menyambut 30 tahun kepengurusan, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) akan mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) IX yang akan dilaksanakan di Grand Cempaka Resort Cipayung, Bogor, Jawa Barat pada 22-24 Maret 2016 mendatang.
Munas kesembilan ini mengusung tema “ASPERINDO Siap Menghadapi Tantangan dan Peluang di Era Pasar Bebas ASEAN.” Rencananya, pembukaan acara tersebut akan dibuka oleh Menkominfo Rudiantara, dengan diikuti sekitar 317 peserta dari anggota-anggota ASPERINDO.
Dalam mengahadapi arus Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah mulai dari awal tahun 2016, para perusahaan jasa logistik tidak memandang hal ini merupakan suatu beban di Indonesia, tetapi justru menyambut arus MEA ini dengan positif dan optimis.
“MEA bukan sebagai masalah tetapi sebagai peluang untuk teman-teman di negeri sendiri sehingga menjadikan optimism terhadap 277 perusahaan jasa yang tergabung dalam ASPERINDO,” ucap Ketua Panitia Munas, Amir Syarifudin, di Jakarta, Senin (21/3/2016).
Menghadapi arus tersebut, ASPERINDO membangun keoptimisan dan harus menciptakan inovasi dan mendorong kerjasama strategis sesame anggota demi kepentingan untuk mempersiapkan diri dalam bisnis ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Seluruh pelaku industri harus lebih meningkatkan kualitas, kapasitas dan profesionalitas. Sehingga, semua pihak dapat merasakan sinergi positif untuk mengubaj tantangan menjadi peluang emas.
“Dari sisi peluang, berdasarkan kondisi geografis Indonesia ini sangat menyongkong bahwa industri logistik akan tumbuh semakin pesat. ASPERINDO memproyeksikan tingkat pertumbuhan khusus sektor ini dapat mencapai lebih dari 14%,” jelas Muhammad Kadrial, Ketua Umum ASPERINDO
Peluang ini juga akan berpengaruh sejalan dengan meningkatnya perkembangan bisnis e-commerce dan UMKM. Melalui program inovasi dari tiap pelaku industri logistik, perkembangan bisnis elektroknik akan menjadi simbiosis mutualisme asalkan kunci dari bisnis tersebut adalah mengedepankan teknologi, memudahkan transaksi dan pengiriman. Sehingga, para pelaku industri produk lokal juga tidak akan kalan eksis di kota-kota besar, bahkan di luar negeri. (Agivonia Vidyandini)