Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Berkemajuan
Jakartakita.com – Bertempat di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA),Pancoran, Jakarta, pada pukul 13.00 – 16.00 WIB Senin (28/3/2016), diadakan seminar bertajuk “Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Berkemajuan”. Hadir sebagai pembicara adalah Wakil Ketua MPR RI, DR H M Hidayat Nur Wahid, MA beserta Prof Dr Abd Rahman A Ghani, MPd, dan juga Ir Abdul Wahab Bangkonan, MM.
Seminar ini mengusung dua tema yang saling berkaitan, yaitu tentang pendidikan dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pendidikan sebagai pembentuk karakter bangsa dan MEA sebagai suatu wadah untuk menunjukkan kompetensi dengan kualitas dan kuantitas, sebuah langkah awal tenaga kerja Indonesia menuju tingkat global.
Acara ini adalah salah satu dari rangkaian besar yang akan diselenggarakan pada tanggal 20-27 Mei 2016 di DPR RI.
Menurut Hidayat Nur Wahid, pendidikan mempunyai tugas menyiapkan SDM untuk pembangunan, karena derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman. Pendidikan dipandang bermutu diukur oleh kedudukannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional.
Dengan itu, MPR terus memperkuat pendidikan karakter bangsa dan senantisa mendorong semua tingkat pendidikan nasional memuat nilai-nilai Pancasila, UUD RI 45, NKRI, dan Bhineka Tinggal Ika dalam kurikulumnya yang implementasinya sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan.
“Kita mempunyai modal yang luar biasa untuk maju. Dengan latar belakang yang buruk bisa bangkit, bahkan menjadi negara maju. NKRI sudah menjadi keputusan yang disepakati yang tak bisa diubah-ubah, bahwa Indonesia NKRI diperjuangkan politisi Muslim,” ungkap Hidayat Nur Wahid.
NKRI perlu disegarkan kembali, dengan wawasan yang berkeunggulan dan berkomitmen yang unggul. Karena masalah MEA dalam NKRI ialah adanya penyebaran narkoba yang semakin luas, Indonesia sebagai tujuan terakhir perdagangan dari negara-negara lain, sebagai konsumen terbesar, pasar yang menggiurkan bagi negara lain.
“Pendidikan sebagai ta’ dib, yaitu sebuah pengenalan serta pengakuan akan suatu karakter bangsa. Dengan kondisi umum Indonesia, kami masih memiliki hambatan yaitu Demokrasi yang hendak dibangun terjebak dalam Democrazy,” menurut Dosen UHAMKA, Abd Rahman A Ghani.
Seminar ini diikuti oleh beberapa kampus UHAMKA lainnya yang berada di Jakarta dan himawan-himawati yang juga turut hadir dalam seminar ini. (Indah Purwati)