PLN Jalin Kerjasama dengan Swasta Perihal Energi Terbarukan Biomassa dan Biogas
Jakartakita.com – PT PLN (Persero) Wilayah (PLN Kalselteng) melakukan kerjasama Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biomassa (PLTBm) berkapasitas 10 Mega Watt (MW) serta Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biogas (PLTBg) dengan kapasitas 2 MW.
Masing-masing perjanjian memiliki jangka waktu kontrak 20 tahun.
Perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh General Manager PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Purnomo dengan PT Welcron Power Kalimantan (WPK) Mr. Jung Tae Hun untuk PLTBm, serta dengan PT Nagata Bio Energi untuk PLTBg dengan Elan B. Fuadi. Dan disaksikan pula oleh Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Djoko R. Abumanan di kantor PLN Pusat Jakarta, Senin (25/4/2016).
Dalam sambutannya, Djoko R. Abumanan mengatakan, kerjasama ini menunjukkan komitmen PLN Regional Kalimantan untuk mendorong peningkatan diversifikasi atau bauran dari energi baru dan terbarukan yang bersumber pada potensi lokal untuk memenuhi kebutuhan listrik dan memperbaiki stabilitas pasokan daya di Kalselteng.
Untuk itu, jelasnya, PLN tidak akan lagi mengandalkan energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit dalam jangka panjang, karena cadangan energi fosil akan habis.
“Kalsel dan Kalteng merupakan wilayah yang mempunyai potensi energi baru dan terbarukan cukup besar. Oleh karena itu kerjasama ini tentu memiliki potensi yang bagus. Selain itu semangat kerjasama ini juga sebagai wujud komitmen PLN dalam meningkatkan penggunaan energi yang ramah lingkungan,” ujar Djoko.
Konstruksi awal direncanakan mulai dilaksanakan pada Mei 2017 untuk PLTBm dan Desember 2016 untuk PLTBg.
PLTBm yang akan dibangun di Desa Kerabu, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Waringin Barat, Kalimantan Tengah direncanakan COD pada Juni 2019. Sedangkan PLTBg yang akan dibangun di Desa Suka Damai, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, direncanakan COD Juli 2017.
Asal tahu saja, PLTBm akan menggunakan bahan bakar kayu dari pohon akasia sebagai sumber energi primernya yang ditanam di lahan sekitar pembangkit. Kalimantan dengan lahan yang sangat luas memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar.
“Ini batubara hijau yang ditanam dan tumbuh terus, dan jika dibakar menjadi listrik sebesar 10 MW,” terang Djoko.
Sedangkan PLTBg akan menggunakan gas dari hasil limbah sawit. Asal tahu saja, potensi limbah sawit yang belum dimanfaatkan di Kalimantan Selatan dan Tengah sangat besar.
Selain tambahan pasokan dari PLTBm dan PLTBg ini, PLN juga tengah membangun sejumlah infrastruktur kelistrikan di Kalimantan. Sekitar 42 pembangkit dengan kapasitas mencapai 2.852 MW tengah disiapkan, termasuk 7.883 kilometer sirkit (kms) transmisi dengan Gardu Induk (GI) berkapasitas 3 .910 MVA.
“Pembangunan pembangkit dari sumber energi baru dan terbarukan ini juga sejalan dengan program dan target pemerintah untuk mencapai 25% bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025, serta membantu mengurangi emisi 29% pada tahun 2030,” tandas Djoko.