Wow, Australia Jadi Pilihan Utama Warga Indonesia dalam Memilih Properti di Luar Negeri
Jakartakita.com – Tahukah Anda bahwa negeri Kangguru Australia menjadi pilihan utama atau sekitar 39% warga kaya Indonesia dalam memilih lokasi properti di luar negeri. Adapun Amerika Serikat menjadi negara kedua atau sekitar 27%, disusul Inggris (9%) dan Singapura (7%).
Meski begitu, Singapura tetap menjadi negara favorit orang Indonesia saat memilih properti luar negeri di masa depan, disusul Malaysia.
Survei Property Affordability Sentiment Index 2015 yang dilakukan kepada 1.070 responden Indonesia tentang kepemilikian properti di luar negeri menyebutkan, bahwa 50% responden menganggap investasi properti di luar negeri lebih menguntungkan.
Adapun alasan masyarakat Indonesia memilih properti di luar negeri sebagai berikut; lingkungan yang baik (69%), opsi keuangan yang bagus (58%), harga sewa yang lebih tinggi (55%), untuk keluarga: (55%), harga properti lebih terjangkau (54%), pilihan investasi yang menguntungkan (50%), kuat melawan inflasi atau risiko mata uang (50%), merasa cocok dengan kebijakan pemerintah (32%), untuk tujuan pensiun (27%), untuk rencana pendidikan anak (21%).
“Pilihan untuk berivestasi di luar negeri bagi sebagian masyarakat Indonesia menjadi opsi menarik dengan alasan investasi yang menguntungkan dan dukungan pemerintah lokal,” ujar Country Manager Rumah.com, Wasudewan dalam siaran pers baru-baru ini.
Singapura, misalnya. Saat ini, mayoritas pembeli properti di Singapura yang berasal dari luar negeri adalah Indonesia. Meski saat ini terjadi penurunan sekitar 30% pada 2014 dan 2015, jumlah pembeli dari Indonesia masih lebih banyak dibandingkan pembeli dari negara lain.
“Di negeri tersebut, warga asing memang berhak membeli kondominium tanpa syarat yang berbelit walau menerapkan pajak tambahan sekitar 15% saja. Bank lokal juga bersedia memberikan kredit yang hampir sama dengan Kredit Pemilikan Apartemen di Indonesia,” jelasnya.
Meskipun demikian, lanjut dia, faktor-faktor tersebut ternyata tidak mempengaruhi 93% responden lainnya yang mengaku tidak tertarik untuk membeli properti di luar negeri tahun ini.
“Hasil survei yang menunjukkan rendahnya minat masyarakat untuk investasi properti di luar negeri dan cenderung untuk membeli properti di dalam negeri, terlepas dari harga properti yang dianggap mahal dan terlalu cepat naik memberikan petunjuk positif terhadap peningkatan pasar properti dalam negeri tahun ini meskipun pertumbuhan ekonomi masih lambat,” tandasnya.