Indocement Sebut Pembangunan Pabrik Semen di Gunung Kendeng Tak Rusak Lingkungan
Jakartakita.com – Investasi pabrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terbaru di Gunung Kendeng, Pati, dipastikan akan meningkatkan ketahanan air di area pabrik, tambang dan wilayah sekitarnya. Investasi lewat anak usahanya, PT Sahabat Mulia Sakti (SMS), ini akan memberikan tambahan air bagi masyarakat sekitar sebesar lebih dari 600 ribu meter kubik per tahun. Kelebihan tersebut diperoleh dari pembangunan infrastruktur Dam serta Embung yang tadah hujan dan menampung limpahan banjir Sungai Juwana. Daya tampungnya diperkirakan mencapai volume 2,1 juta meter kubik per tahun.
“Kebohongan besar kalau ada pabrik semen, kemudian air jadi habis. Kami tidak pernah melakukan aktivitas penambangan di area yang ada mata airnya. Pabrik semen hanya membutuhkan air dalam jumlah sedikit, karena produksinya dry-process. Airnya pun tidak akan diambil dari mata air. Inilah yang membedakan kami dengan penambang liar,” jelas Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya dalam siaran pers Jumat (20/5/2016).
Fakta ini sekaligus menjawab tuduhan kelompok aktivis LSM berlabel Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) bahwa SMS akan menghabiskan air, membuat kering mata air serta melenyapkan kawasan karst di Pegunungan Kendeng. Tuduhan ini disampaikan dalam aksinya di DPRD Pati, Jawa Tengah, Jumat. Gunretno, pentolan LSM yang selalu menolak investasi pabrik senilai Rp 7 triliun dikenal sering menyebarkan ramalan akan adanya bencana kekeringan, kemiskinan yang luar biasa, dan bencana kemanusiaan akibat langkah investasi SMS di Pati tersebut.
Tuduhan LSM tersebut soal rencana perusakan karst juga langsung ditanggapi Indocement sebagai pemutarbalikan fakta. AMDAL SMS maupun sosialisasi dinilai menjadi bukti bahwa opini Gunretno adalah tidak tepat. Kepmen 2641 tahun 2014 telah memastikan bahwa areal tambang SMS berada di luar Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan berimplikasi dapat ditambang. Lahan tambang yang awalnya sekitar 10.000 ha sudah dipersempit menjadi 2.663 ha. Akibatnya, lokasi penambangan berada di luar KBAK Sukolilo dan tidak merusak sumber mata air.
“Indocement selalu memperhatikan kaidah penambangan yang benar, tidak sembarangan. Kami pasti lakukan reklamasi dan menjaga buffer-zone jika ada mata air. Menambang juga tidak akan dilakukan di bawah level mata air sekitar dan tidak menyentuh zona kedap air,” tambah Christian.
Seperti diketahui, rencana investasi dari salah satu produsen semen terbesar Indonesia ini sendiri sudah menegaskan komitmen kuat mengawal pemberdayaan alam, masyarakat dan lingkungan hidup dalam proses pembangunannya. Proyek dengan modal dalam negeri ini justru dinilai berimbas positif ke masyarakat dengan banyaknya lapangan kerja di berbagai jenis dan level pekerjaan. Tak kurang 1.650 tenaga kerja di tahap konstruksi dan sekitar 3.000 lainnya pada tahap pengoperasiannya
Indocement dikenal sebagai salah satu perusahaan tertua yang telah beroperasi selama 40 tahun dengan teknologi yang ramah lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan pengakuan Industri Hijau Level 5 yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian untuk seluruh pabriknya di Citeureup, Cirebon dan Tarjun. Indocement adalah perusahaan Indonesia pertama yang mendapat pengakuan Certified Emission Reduction dari PBB dalam Framework Convention on Climate Change Sejak 2008 lalu.