Take a fresh look at your lifestyle.

Schneider Electric Pacu Kreativitas Mahasiswa untuk Ciptakan Solusi Efisiensi Energi

0 1,241

Tiket Pesawat Murah Airy

 

foto: Jakartakita.com/Soraya Jenitta Marsha
foto: Jakartakita.com/Soraya Jenitta Marsha

Jakartakita.com – Schneider Electric merupakan perusahaan global di bidang pengelolaan energi, pada Kamis (19/5/2016) menyelenggarakan seleksi final edisi ke-enam “Go Green in the City” (GGITC), yaitu kompetisi global yang berfokus pada solusi inovatif untuk mewujudkan smart cities.

Setelah melalui proses seleksi yang ketat, terpilih sembilan tim finalis dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia. Mereka memaparkan konsep lengkapnya di hadapan dewan juri yang terdiri dari Riyanto Mashan selaku Country President Schneider Electric Indonesia, Harris M.Yahya selaku Kasubdit Penerapan Teknologi Energi – Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dan Kanisius Karyono selaku Dekan Fakultas Information & Communication Technologies dan Ketua Program Studi Sistem Komputer Universitas Multimedia Nusantara.

Efisiensi energi di perkotaan merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh arus urbanisasi yang melanda berbagai wilayah di dunia. Seluruh fenomena terpusat di perkotaan, di mana penggunaan energi meningkat tajam jadi diperlukan penggunaan energi yang efisien dan cerdas sehingga perkotaan dapat tetap memberikan kenyamanan bagi peghuninya di tengah ledakan jumlah penduduk kota.

Related Posts
1 daripada 261

Riyanto Mashan menjelaskan,“Bagi Schneider Electric, kompetisi GGITC yang sudah kami gelar setiap tahun sejak 2009 merupakan kunci penting bagi lahirnya inovasi, suatu hal yang sejak awal telah menjadi DNA bagi perusahaan kami. Mahasiswa dapat berkontribusi pada pemetaan langkah-langkah digitalisasi,dekarbonisasi dan desentralisasi energy yang saat ini dibutuhkan dubia demi menciptakan lingkungan perkotaan yang tidak hanya efisien secara energi,namun juga ramah lingkungan.Kami senantiasa mengupayakan adanya sebuah open innovation yang berkelanjutan di segala level.”

Mulai dari tanggal 15 Januari hingga 15 April 2016,para mahasiswa di tingkat sarjana,pasca sarjana atau MBA dari seluruh dunia diajak untuk ikut serta dalam tantangan yang diberikan dalam kompetisi ini. Melalui tim yang terdiri dari dua orang,dimana salah satunya harus berjenis kelamin wanita, mereka wajib mengirimkan saat studi kasus yang mengilustrasikan ide solusi pengelolaan energy inovatif untuk Kota Pintar,dengan fokus pada salah satu dari empat topik dasar tantangan bisnis yaitu Strategi & Teknologi,Produk Reuse & Recycle, EcoDistrict MicroGrid & Low Tech Lab.

Dipilih tiga tim terbaik yaitu Tim Alzyngris dari Institut Teknologi 10 Nopember dengan konsep “ThermoElectroFibe”, yaitu mendaur ulang sisa energy panas dari kendaraan bermotor untuk menyaring konsentrasi gas buang karbondioksida menjadi udara bersih sebagai juara tiga, Tim Indo Energy Heroes dari gabungan Universitas Indonesia & Universitas Lampung dengan konsep “Salt Water Lamp” yaitu solusi pencahayaan yang lebih baik dan ramah lingkungan yang menggunakan garam sebagai sumber energinya menjadi juara dua dan Tim Scarf dari Universitas Indonesia yaitu Nabila Astari dan Stephanie Rawi dengan konsep “Droplock Turnstile Gate” yaitu listrik yang dihasilkan dari pergerakan gerbang pintu putar yang ditemui di halte atau stasiun kereta,nantinya akan digunakan untuk menghidupi perangkat card reader di gerbang serta disimpan di dalam baterai sebagai sumber energi.

foto: Jakartakita.com/Soraya Jenitta Marsha
foto: Jakartakita.com/Soraya Jenitta Marsha

Schneider Electric Indonesia menyediakan total hadiah mencapai Rp 55 juta untuk tiga tim pemenang dan dapat melakukan wawancara kerja di Schneider Electric Indonesia. Pemenang pertama dari Indonesia akan bertanding dengan Negara Asia lainnya di Go Green in the City tingkat East Asia Regional pada tanggal 10 Juni 2016.

Sebanyak 12 tim terbaik dari seluruh dunia akan berangkat ke Paris dari tanggal 19 – 23 September 2016 untuk berkompetisi di tahap final Go Green in the City 2016. (Soraya Jenitta Marsha)


Tinggalkan komen