Dukung Pengembangan UMKM, Astra Luncurkan Program Astra Start-Up Challenge
Jakartakita.com – PT Astra International Tbk menggelar program Astra Start-Up Challenge (ASC), sebagai bentuk komitmen Astra untuk mengembangkan start-up company menjadi institusi bisnis dan mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Program ini merupakan kelanjutan dari dukungan Astra terhadap UMKM di Indonesia yang sudah dilakukan sejak hampir 40 tahun yang lalu, melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA).
Sementara itu, Kick Off ASC yang berlangsung hari ini, Kamis (21/7/2016) dihadiri oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Santoso.
Hadir juga para pebisnis muda yang menjadi narasumber sesi talk show dalam acara ini, yaitu Batik Kultur Dea Valencia, Founder Young Entrepreneur Academy, Jaya Setiabudi dan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 bidang UMKM, Faishal Arifin.
“ASC merupakan salah satu rangkaian program pengembangan UMKM yang digagas Astra untuk membantu generasi muda usia 18-35 tahun guna meningkatkan motivasi dan inovasi dalam berwirausaha secara kreatif,” ujar Chief of Corporate Communications, Social Responsibility and Security, PT Astra International Tbk, Pongki Pamungkas di Galeri Indonesia Wow, SMESCO, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Pongki juga berharap, banyak peserta yang berpartisipasi dalam ASC, sehingga ada semakin banyak pemuda-pemudi Indonesia yang mampu memahami perkembangan start-up di Indonesia serta mendapatkan pengarahan untuk memulai bisnis start-up.
Sementara itu, dalam sesi talk show, Faishal Arifin selaku Founder Young Entrepreneur Academy mengatakan, bahwa saat ini terjadi transformasi besar-besaran dari mental pekerja menjadi mental wirausaha.
“Adanya bisnis start-up sangat membangun generasi muda. Astra sangat mendukung penuh usaha untuk mewujudkan transformasi tersebut, demi pemuda Indonesia yang mandiri dan kreatif,” ujarnya.
Adapun Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Santoso mengatakan, suatu negara harus memiliki minimum 2% entrepreneur dari total penduduknya. Namun sayangnya, saat ini Indonesia baru memiliki 1,65% wirausahawan dari jumlah populasi penduduk Indonesia.
Sebagai gambaran, kemajuan ekonomi negara di negara maju seperti AS memiliki jumlah usahawan yang mencapai 11,5% sedangkan Singapura memiliki 7,2%, Jepang 11%, China 10% dan Malaysia 3%.
Oleh sebab itu ia berharap, kegiatan ini dapat mendukung komitmen pemerintah dalam meningkatkan daya saing koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. (Heri Supriyatna)