Survei SMRC Tentang Pilkada DKI Jakarta : Ahok Ungguli Penantangnya
Jakartakita.com – Pilkada DKI Jakarta baru akan berlangsung 2017 mendatang.
Hiruk pikuk nama bakal calon penantang incumbent Basuki Tjahja Purnama alias Ahok pun kian marak beredar di media massa antara lain; Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno dan Adhyaksa Dault.
Namun, dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Juni 2016, memperlihatkan keunggulan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok atas para pesaingnya tersebut.
Dalam survey tersebut, responden yang diwawancarai langsung menjawab pertanyaan terbuka tanpa menyodorkan nama: Seandainya Pilkada Gubernur DKI Jakarta dilakukan pada hari ini, siapa yanga akan dipilih?
Secara spontan 36,6 persen responden memilih Ahok. Sedangkan Yusril Ihza Mahendra 2,8 persen, Sandiaga Uno 2,1 persen, dan Adhyaksa Dault 0,7 persen.
Hasil berbeda muncul ketika responden disodorkan nama untuk dipilih.
Ahok memperoleh 53,4 persen, Yusril 10,4, Tri Rismaharini 5,7 persen, Sandiaga Uno 5,1 persen, Yusuf Mansur 4,6 persen, dan tidak tahu atau rahasia sebesar 9,4 persen serta calon lainnya di bawah 3 persen.
Ketika ditanya apa alasan utama memilih Ahok, 38 persen responden mengajukan alasan “sudah ada bukti nyata hasil kerjanya”. Alasan itu berasosiasi dengan Ahok sebesar 57,4 persen, Tri Rismaharini 45,4 persen, dan Yusril 6,7 persen.
Adapun alasan “Orangnya tegas berwibawa” dipilih 15 persen responden, “Berpengalaman di pemerintahan” 8,4 persen, “Orangnya perhatian pada rakyat” 6 persen dan “Orangnya jujur, bersih dari praktek KKN” 5,5 persen. Alasan seiman cukup kecil, yakni 1,9 persen.
Survei ini dilakukan terhadap 820 responden, yakni warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih, berumur 16 tahun atau sudah menikah saat survei. Mereka dipilih secara acak. Tingkat toleransi kesalahan survei 3,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas mengatakan, tujuan survei untuk melihat siapa saja nama-nama tokoh yang berpengaruh dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan publik.
“Sekaligus sebagai masukan kepada publik Jakarta tentang kemungkinannya,” tandas Sirojudin di Jakarta, Kamis (21/7/2016).