Semester I-2016, PT Intiland Development Tbk Raih Laba Rp 1,13 Triliun
Jakartakita.com – PT Intiland Development Tbk berhasil meningkatkan kinerja usaha sepanjang semester I 2016. Seluruh indikator kinerja usaha Perseroan berhasil tumbuh secara positif.
Berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan 2016, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,13 triliun, meningkat Rp 136,78 miliar atau 13,77 persen dari hasil yang dicatatkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 993,43 miliar.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono mengungkapkan, peningkatan pendapatan terutama disebabkan oleh adanya pengakuan penjualan dari progres pembangunan dan penyelesaian proyek-proyek di segmen kawasan perumahan.
“Peningkatan tersebut antara lain karena adanya pengakuan pendapatan dari proyek Serenia Hills tahap kedua yang sudah serah terima dan progres penyelesaian konstruksi apartemen 1Park Avenue,” ujarnya.
Perseroan juga berhasil meningkatkan kinerja profitabilitas, selain dapat mempertahankan kinerja penjualan.
Adapun laba kotor Intiland tercatat mencapai Rp 466,71 miliar, atau naik 17,51 persen sementara laba usaha tercatat Rp 181,46 miliar, naik 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perseroan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 150,65 miliar. Jumlah tersebut naik sebesar 16,06 persen dari hasil laba bersih yang dicatatkan di semester I tahun lalu.
Lebih lanjut, Archied mengungkapkan, kontribusi dari pendapatan pengembangan (development income) mencapai sebesar Rp 985,03 miliar atau 87 persen dari keseluruhan.
Sementara pendapatan berkelanjutan (recurring income) memberikan kontribusi sebesar Rp 145,19 miliar atau 13 persen dari keseluruhan. Besaran kontribusi pendapatan berkelanjutan tersebut, lebih tinggi dibandingkan hasil kontribusi pada semester I 2015 yang mencapai 11 persen.
“Kami memproyeksikan pendapatan berkelanjutan bisa memberikan kontribusi mencapai 20 persen seiring dengan penyelesaian proyek perkantoran dan ritel seperti South Quarter di Jakarta, Praxis dan Spazio Tower di Surabaya,” tambahnya.
Sedangkan dilihat dari segmentasi pengembangannya, mixed-use dan high-rise masih menjadi kontributor pendapatan terbesar yang mencapai Rp 625,14 miliar atau 55 persen dari keseluruhan.
Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan yang memberikan pendapatan Rp 359,89 miliar atau 32 persen. Sisanya, sebesar Rp 145,19 miliar atau 13 persen berasal dari segmen properti investasi yang terdiri dari pendapatan penyewaan perkantoran dan kawasan industri, pengelolaan sarana dan prasarana seperti fasilitas olahraga, lapangan golf, dan ritel.
Manajemen Perseroan optimis, prospek industri properti nasional perlahan sudah mulai membaik. Iklim investasi dan minat belanja properti masyarakat bergerak ke arah positif, seiring dengan sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai pro pasar, seperti penuruhan suku bunga, aturan baru tentang loan to value, serta kebijakan mengenai amnesti pajak.
“Perseroan menilai kondisi industri properti mulai kondusif,” terangnya.
Sementara itu, kebijakan pemerintah tentang Amnesti Pajak dapat menjadi katalis pertumbuhan industri properti dan iklim investasi.
Adapun di tahun ini, Perseroan telah meluncurkan sejumlah produk seperti The Rosebay, hunian vertikal di kawasan Graha Famili, Surabaya dan memulai pengembangan tahap II perumahan Graha Natura, Surabaya.
Untuk kedepan, Perseroan masih memiliki rencana untuk meluncurkan pengembangan mixed-use dan high-rise skala besar di pusat bisnis Jakarta dan Surabaya.