Perlu Prinsip Kehati-hatian Kelola Limbah Radioaktif
Jakartakita.com – Kepala Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Tri Edhi Budhi Soesilo mengatakan, dampak paparan limbah radioaktif ke organ tubuh sangat berbahaya, walaupun kadarnya sedikit.
“Sekecil apa pun limbahnya ya bahaya. Oleh karena itu perlu prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” ucapnya, di acara Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah XIV di Jakarta, Rabu (5/9/2016).
Dijelaskan, dampak paparan limbah radioaktif ke organ tubuh berbeda-beda, dan ada yang menyerang tulang atau syaraf. Gejalanya pun beragam dan dampak itu baru muncul tahunan hingga puluhan tahun kemudian.
“Limbah yang tidak diolah dan dibuang sembarangan akan menyebabkan kontaminasi atau pencemaran terhadap pekerja, Iingkungan dan masyarakat yang berada di sekitarnya,” terang dia.
Lebih lanjut diungkapkan, berdasarkan wujud atau bentuknya, diklasifikasi menjadi 3 jenis limbah radioaktif, yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Sedangkan berdasarkan aktivitasnya, limbah radioaktif dikelompokkan menjadi Iimbah aktivitas rendah, sedang dan aktivitas tinggi.
“Bentuk dan tingkat aktivitasnya sangat menentukan dalam pemilihan proses pengolahan, bahan pengemas dan Iokasi penyimpanannya,” tuturnya.
Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, BATAN adaIah satu- satunya institusi di Indonesia yang secara khusus ditugasi untuk mengolah dan menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan dari aktivItas industri, rumah sakit dan Iitbang.
Tugas dan fungsi BATAN ini didukung oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang memiliki fungsi sebagai badan regulasi dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap penggunaan bahan nuklir di Indonesia.
Meskipun demikian, Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, pengelolaan limbah radioaktif sebaiknya tidak tersentralisir di BATAN.
“Jika kelak memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir harus ada kerja sama pengelolaan limbah radioaktif,” ujarnya.
Untuk itu, sambungnya, dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para penghasil limbah radioaktif, baik dari kalangan industri, rumah sakit dan Iembaga Iitbang, BATAN secara intensif melakukan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan dan pengolahan limbah radioaktif. (Edi Triyono)