Diskusi Aliansi Kebangsaan : TNI yang Kuat Dapat Menetralisir Pengaruh Masyarakat yang Negatif
Jakartakita.com – Dalam diskusi rutin bulanan Aliansi Kebangsaan, dalam rangka memperingati HUT TNI yang mengambil tema “Menyegarkan Kembali Komitmen Ideologi Pancasila Sebagai Nilai Kejuangan di Kalangan TNI”, pengamat militer, Dr. Connie Rahakundini mengungkapkan, bahwa setelah reformasi 1998, banyak hal yang berubah tentang cara pandang bangsa Indonesia tentang kekuasaan, hidup kemasyarakatan, politik dan ekonomi dalam dunia yang terus mengalami globalisasi dalam serbuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang informasi dan komunikasi.
Menyikapi kondisi tersebut, menurutnya, yang harus sangat diwaspadai dalam pemantapan nilai kejuangan TNI adalah jangan sampai justru TNI yang lebih banyak terkena pengaruh masyarakat dibanding sebaliknya.
Menurutnya, kewaspadaan ini sangat penting, karena tidak mudah untuk membebaskan diri dari pengaruh lingkungan.
“Hanya TNI yang benar-benar kuat dalam pendirian akan dapat menetralisasi pengaruh masyarakat yang negatif,” tegasnya di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Bahkan, dirinya mengusulkan agar nama ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) kembali digunakan menggantikan TNI (Tentara Nasional Indonesia). Pasalnya, nama ABRI jauh lebih bermakna ‘melindungi’ dari ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
“Nama TNI seolah-olah urusan dia hanya nasional. Lingkupnya kecil. Tapi kalau ABRI, yang dibawa adalah Republik Indonesia. Sama seperti kepolisian disebut Polri sehingga mereka bisa bekerja sama dengan negara mana pun dan terima dana dari mana-mana,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Indonesia saat ini sedang berada ditaraf euphoria demokrasi yang terlalu bebas dan terbuka, dalam segi ekonomi, kemasyarakatan, politik dan kebudayaan.
“Padahal masyarakat Indonesia sangat plural, dan harus tetap terjaga ber-bhineka tunggal ika dalam semua aspek kehidupan,” ujarnya.
Sementara itu, Jenderal (Purn) Try Sutrisno selaku nara sumber yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan, peranan TNI pada era sekarang haruslah menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. TNI yang berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat serta berjuang untuk masyarakat.
Try juga yakin bahwa TNI mempunyai modal yang kuat dan semangat juang serta patriotisme yang tidak perlu diragukan lagi.
“Dengan memegang teguh sapta marga, TNI sepatutnya peka terhadap aspirasi masyarakat secara menyeluruh. Jika rakyat mulai gelisah menyikapi perjalanan panjang bangsa Indonesia yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sejatinya TNI harus mampu menyerap aspirasi tersebut dan ikut menjadi pendorong perubahan yang damai dan tetap bermartabat,” tegas Try Sutrisno.
Turut hadir dalam diskusi tersebut, antara lain: Brigjen TNI (Purn) Saafroedin Bahar, Yudi Latif, Ph.D dan Ketua Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo.