Keyakinan Konsumen Online Indonesia Terus Meningkat di Kuartal Ketiga 2016
Jakartakita.com – Tingkat Keyakinan Konsumen online Indonesia terus meningkat. Indonesia masih menjadi negara paling optimistis ketiga di dunia setelah India (133) dan Filipina (132) dengan skor indeks 122, meningkat 3 poin persentase (pp) dari kuartal kedua 2016 lalu. Demikian menurut hasil Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions Q3 2016 yang dirilis Nielsen baru-baru ini.
Peningkatan ini didorong oleh dua indikator yaitu Keyakinan Konsumen akan Kondisi Keuangan Pribadi dalam 12 Bulan Ke Depan dengan skor 84 (meningkat 3 pp dibandingkan dengan kuartal sebelumnya), dan Keinginan Berbelanja dengan skor 60 (meningkat 6 poin dari 54 persen di kuartal sebelumnya). Sebaliknya, indikator Keyakinan Konsumen akan Prospek Lapangan Pekerjaan menunjukkan sedikit penurunan dengan skor 68 persen, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 70%.
Dalam satu tahun terakhir, persepsi konsumen Indonesia akan keadaan resesi ekonomi juga terus mengalami pemulihan. Di kuartal ketiga tahun ini, konsumen online yang berpendapat bahwa Negara sedang tidak dalam keadaan resesi ekonomi adalah sebesar 53 persen, terus meningkat sejak kuartal kedua 2016 (49%), kuartal pertama 2016 (42%), kuartal keempat 2015 (31%) dan kuartal ketiga 2015 (27%).
“Upaya pemerintah mengeluarkan paket deregulasi ekonomi disusul dengan kebijakan Tax Amnesty tampaknya direspon dengan positif, baik oleh konsumen maupun dunia industri, “ungkap Agus Nurudin, Managing Director, Nielsen Indonesia, di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
“Optimisme konsumen Indonesia yang terus meningkat menunjukkan bahwa pasar Indonesia masih menjanjikan bagi para pelaku industri yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia,” lanjutnya.
Di sisi lain, Kondisi Ekonomi masih menjadi kekhawatiran utama konsumen Indonesia, meski skornya menurun ke 31 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 38 persen. Kekhawatiran akan Terorisme dan Stabilitas Politik muncul di kuartal ini. Sebanyak 17 persen konsumen online menyatakan khawatir akan terorisme.
Kekhawatiran ini juga meningkat di wilayah Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Utara. Sementara itu sebanyak 13 persen konsumen menyatakan khawatir akan Stabilitas Politik.
“Terjadinya penembakan di Orlando, AS, bulan Juni dan peristiwa penabrakan truk pada perayaan Bastille di Paris bulan Juli lalu membuat konsumen menjadi khawatir akan aksi terorisme. Sementara itu persiapan mulainya periode Pilkada serentak juga telah menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas politik.” ujar Agus.
“Namun kami yakin pemerintah akan dapat menjaga kondisi politik tetap kondusif, dan tentunya ini harus didukung oleh semua pihak, termasuk yang paling penting adalah media dalam menyiarkan berita-berita politik.”
Terkait penghematan biaya rumah tangga pada kuartal ini, konsumen online Indonesia yang memilih untuk Menunda Mengganti Teknologi Baru meningkat menjadi 47 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 46 persen. 47 persen konsumen mengatakan mereka mengurangi belanja baju baru, dan 42 persen menunda mengganti peralatan rumah tangga.
Pada kuartal ini, konsumen yang mengalokasikan kelebihan dana mereka untuk menabung meningkat menjadi 77 persen. 42 persen menyatakan menggunakannya untuk berlibur, dan 29 persen mengalokasikannya untuk investasi di saham atau reksadana.
Secara global, tren Keyakinan Konsumen sangat bervariasi. Lima dari Top 10 negara dengan tingkat ekonomi tertinggi mencatat skor optimistis yaitu 100 atau lebih, yaitu: Amerika Serikat (106), Cina (106), Inggris (106), Jerman (100) dan India (133). Dari total 63 negara yang disurvei, skor tertinggi dan terendah berada di wilayah Asia Pasifik, yaitu di India (133) dan Korea Selatan (46).
Kesenjangan skor Keyakinan Konsumen yang besar juga terlihat di wilayah Eropa (dari 107 ke 50), Amerika Latin (dari 104 ke 57) dan Afrika/Timur Tengah (dari 108 ke 70). Hanya wilayah Amerika Utara yang menunjukkan kesenjangan rendah, yaitu 106 di Amerika Serikat dan 97 di Kanada.