iCIO Community Kumpulkan Para Eksekutif Cross Industry Bahas Ekonomi Digital
Jakartakita.com – iCIO Community, komunitas CIO dan eksekutif di bidang TIK, kembali menggelar Executive Leadership Forum dengan mengundang puluhan CIO dan jajaran dewan direksi (C-Level) lainnya dari berbagai sektor industri serta pemerintah, guna membahas fenomena ekonomi digital berikut peluang dan tantangannya di Soehanna Hall, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
iCIO Executive Leadership Forum 2017 mengusung tema “Unlock the Full Potential of Digital Economy” untuk membantu industri memaksimalkan potensi ekonomi digital sebagai penentu inovasi dan pertumbuhan bisnis melalui kolaborasi dari beberapa aspek seperti teknologi digital, dukungan kebijakan dan utilisasi data.
Acara seminar dan diskusi ini didukung oleh para profesional industri, pakar bisnis serta pemerintah sebagai pembicara kunci, di antaranya Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang memamparkan mengenai program Kementerian Keuangan dalam mendukung ekonomi digital demi pertumbuhan ekonomi nasional, CEO General Electrics Indonesia Handry Satriago melalui strategi GE dalam membantu industri mewujudkan transformasi digital melalui inovasi teknologi dan Co-founder Traveloka, Derianto Kusuma melalui sharing pengalaman dan kiat sukses Traveloka memenangkan persaingan di tengah menjamurnya startup digital.
Topik ini dikupas lebih dalam pada sesi diskusi panel bertajuk “The Growing and Expanding Digital Economy” yang dimoderatori oleh Prof. Rhenald Kasali kepada jajaran panelis, yaitu Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Noor Iza, CTO & CIO Telkom Group Abdus Somad Arief, Kepala Divisi Operasional Teknologi Sistem dan Informasi Bank Rakyat Indonesia (BRI), Akhsan Nurullah, dan Chairman MatahariMall.com Emirsyah Satar.
“Ekonomi digital diprediksi menjadi tulang punggung perekonomian sebagian besar negara di seluruh dunia. Untuk mendapatkan manfaat digital sebesar-besarnya, Indonesia perlu berbenah diri, baik dari segi infrastruktur teknologi, keamanan data, maupun regulasi yang mendukung pertumbuhan bisnis, ditopang dengan inovasi yang berkelanjutan. Melalui event ini, kami ingin menjembatani komunikasi antara pemerintah dan pelaku bisnis lintas industri untuk dapat saling bertukar pikiran maupun berinovasi dalam mengembangkan ekonomi digital. Didukung pula oleh kemitraan iCIO dengan perguruan tinggi, kita ingin memperkuat kolaborasi antara tiga pilar ini, sejalan dengan penerapan yang oleh para pakar disebut sebagai triple helix for innovation,” ujar Chairman iCIO Community, Agus Wicaksono.
Untuk diketahui, World Economic Forum menempatkan Indonesia pada peringkat ke-73 dari 144 negara dalam hal kesiapan teknologi. Meski mempunyai peringkat bagus dalam hal keterjangkauan (ke-37) dan penggunaan bisnis (ke-34), Indonesia masih tertinggal dalam hal infrastruktur (ke-105) dan penggunaan pribadi (ke-92).
Dalam hal penetrasi internet, Indonesia cukup unggul di mana saat ini pengguna internet telah mencapai 132,7 juta (APJII) dan transaksi e-commerce sepanjang 2016 mencapai US$ 18 miliar (IDC). Selain e-commerce, pasar ekonomi digital di Indonesia mencakup sektor teknologi finansial (fintech) dengan prediksi senilai US$ 14,5 milyar tahun ini, Internet of Things (IoT), dan on-demand services.
“Indonesia memiliki bekal yang ‘ciamik’ untuk menjadi negara dengan industri e-commerce terkemuka di masa depan dengan SDM yang tak kalah terampil dan pasar lokal yang berpotensi besar mengembangkan e-commerce. Pada tahun 2020, revolusi bisnis online Indonesia diprediksi akan mendongkrak Pendapatan Domestik Bruto sebesar 22%. Dengan nilai bisnis yang sangat besar diperlukan regulasi khusus yang mengatur bisnis online ini. Untuk itu, pemerintah menetapkan E-Commerce Roadmap yang mengatur perihal pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, logistik, serta edukasi dan sumber daya manusia,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Lembaga riset Gartner memprediksi, pada 2018, koneksi menjadi ekonomi baru yang mendorong organisasi untuk meningkatkan investasi pada aset dan sistem fisik sebanyak 30%. Kehadiran teknologi digital dimana semua perangkat terkoneksi mampu meningkatkan nilai produk dan layanan yang sifatnya tradisional melalui pemanfaatan data, konten, algoritma, analisis, serta hubungan antar pelaku ekonomi dalam sebuah ekosistem digital.
Ke depannya, CIO, Chief Data Officer dan Chief Digital Officer semakin dituntut untuk mampu mengidentifikasi sumber potensial dari nilai digital, asset digital yang sudah ada, produk dan jasa, serta value dari tiap komponen tersebut.