Rayakan 150 Tahun, Nestlé Gelar Diskusi “Mendorong Pertanian Kopi Rakyat yang Berkelanjutan”
Jakartakita.com – Sebagai rangkaian peringatan ulang tahun Nestlé yang ke-150 secara global, PT Nestlé Indonesia menggelar acara Apresiasi Petani 150 Tahun Nestlé, yang merupakan sebuah bentuk penghargaan kepada para petani kopi di provinsi Lampung yang telah bermitra dengan Nestlé sejak 1994.
Dalam acara tersebut, Nestlé juga mengundang para pemangku kepentingan di industri kopi dalam diskusi “Mendorong Pertanian Kopi Rakyat yang Berkelanjutan”.
Dharnesh Gordhon, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia mengatakan, pasokan bahan baku berkualitas yang dihasilkan oleh para peternak dan petani, termasuk para petani kopi di Lampung, sangat penting bagi keberlanjutan dan kesuksesan bisnis Nestlé. Keberlanjutan usaha para petani kopi pun menjadi salah satu kunci kesuksesan jangka panjang perusahaan.
“Oleh karena itu, Nestlé berkomitmen mendukung para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi mereka, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Lebih jauh lagi, produktivitas dan kualitas yang tinggi akan semakin membuka kesempatan bagi para petani kopi untuk ikut bersaing di pasar kopi nasional dan global,” kata Dharnesh di Jakarta, Sabtu (03/12) lalu.
“Kami telah membangun kemitraan strategis dengan para petani kopi, yang melingkupi hampir seluruh aspek pertanian berkelanjutan. Penanganan yang komprehensif telah memberikan hasil nyata, dengan langkah-langkah yang mencakup pengadaan bahan tanam untuk program peremajaan kebun rakyat, pemberdayaan petani akan teknis budi daya yang berkelanjutan, penyediaan akses ke pasar dan pembukaan akses perbankan,” sambung R. Wisman Djaja, Sustainability Agriculture Development & Procurement Director PT Nestlé Indonesia.
Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa selain aspek teknis, akses finansial dan perbankan juga penting agar para petani memiliki keunggulan kompetitif di tengah berkembangnya industri kopi di Indonesia.
“Kami telah mengembangkan model financial ecosystem yang nantinya diharapkan dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar melalui kerja sama dengan program pemerintah untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian,” lanjut Wisman.
Nestlé telah membangun kemitraan dengan para petani kopi di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat, Lampung sejak 1994. Kemitraan ini telah menjangkau sekitar 20.000 petani, dan 18.777 di antaranya telah memperoleh validasi 4C (Common Code for the Coffee Community), sebuah standar yang disusun oleh 4C Association yang mencakup berbagai aspek dalam pertanian kopi berkelanjutan.
Model kerja sama ini telah berhasil memastikan Nestlé mendapat pasokan bahan baku berkualitas dan para petani kopi mendapatkan kemudahan akses ke pasar serta dukungan yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Hal ini merupakan perwujudan dari strategi bisnis yang disebut dengan Menciptakan Manfaat Bersama atau Creating Shared Value, di mana Nestlé percaya bahwa untuk memastikan kesuksesan jangka panjang, perusahaan harus menciptakan manfaat tidak hanya bagi para pemegang saham, namun juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Senada dengan Wisman, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung dan Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc. mengatakan, “Sebagian petani kopi di Indonesia sudah mengenal prinsip-prinsip keberlanjutan kopi, namun sebagian besar lainnya belum. Masih banyak dari mereka yang tidak paham tentang sertifikasi keberlanjutan, apalagi yang diinisiasi oleh pelaku global. Studi yang dilakukan di tingkat akademik masih belum secara tegas menunjukkan manfaat perbaikan ekonomi dan kesejahteraan dari fenomena berkembangnya sertifikasi kopi berkelanjutan. Oleh karena itu, sinergi program yang lebih baik serta kemitraan antara petani, dunia usaha, pemerintah dan akademisi masih amat dibutuhkan untuk meningkatkan keberlanjutan agribisnis kopi, dan komoditas pertanian lainnya, untuk masa depan yang lebih baik.”