Take a fresh look at your lifestyle.

IKEA Utamakan Kualitas Produk dengan Menggunakan Kayu dari Hutan yang Berkelanjutan

0 2,580

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : dok. IKEA
foto : dok. IKEA

Jakartakita.com – Hari Kehutanan Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 21 Maret sebagai kesepakatan dan hasil resolusi Sidang Umum PBB pada 14 Februari 2013.

Latar belakangnya, setiap tahun, jutaan hektare hutan hilang, sehingga berdampak pada perubahan iklim di bumi.

Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, IKEA berkomitmen untuk hanya menggunakan kayu yang berasal dari hutan yang berkelanjutan, karena kayu adalah salah satu bahan paling penting dan digunakan dalam banyak produk IKEA.

Secara terus menerus IKEA selalu mencari cara untuk memaksimalkan kayu yang digunakan dan meningkatkan efisiensi pembuatan.

Sebagian besar bahan dasar yang digunakan IKEA, seperti kayu, adalah bahan terbarukan. IKEA selalu memastikan kayu tersebut tumbuh dan dipanen secara bertanggung jawab.

Dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini disebutkan, sejak tahun 2002, IKEA bekerjasama dengan WWF untuk berperang melawan penebangan liar dan mempromosikan penjualan kayu secara bertanggungjawab serta mendukung sertifikasi hutan yang dapat dipercaya.

Sejauh ini, IKEA telah membantu memperbaiki pengelolaan hutan di Eropa, Asia dan berkontribusi meningkatkan kawasan hutan bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC) dengan sekitar 35 juta hektar di berbagai negara di mana IKEA bekerjasama.

Dengan menggunakan logo FSC pada kayu yang akan digunakan, hal ini menandakan bahwa produk tersebut berasal dari sumber yang bertanggung jawab yaitu ramah lingkungan serta memberi keuntungan sosial dan ekonomi.

Sebelum menerapkan penggunaan material baru tertentu, IKEA melakukan evaluasi terhadap material tersebut sekurang-kurangnya dua tahun.

Related Posts
1 daripada 6,894

Bersama WWF, IKEA melakukan pemetaan keberlanjutan dan ketersediaan material tersebut, dengan melakukan analisa mengenai dampak yang mungkin terjadi pada alam dan hewan di sekelilingnya.

Jan Ahlsén, seorang Spesialis Material & Inovasi IKEA, mengatakan, satu pohon memerlukan hingga 70 tahun untuk tumbuh, sepuluh kali lebih lama dibandingkan bambu.

“Saya selalu menyukai material alami. Tetapi di IKEA-lah akhirnya saya benar-benar jatuh cinta pada material yang juga memiliki dampak terhadap manusia dan bumi,” terang Jan.

Dalam mengembangkan sebuah produk, Jan selalu mengedepankan nilai-nilai IKEA yaitu untuk terus memaksimalkan apa yang tersedia. Selain itu, hubungan antara manusia dan material juga telah menjadi salah satu sumber inspirasi yang ia gunakan dalam bekerja sehingga dapat terciptanya sebuah produk yang berkualitas.

”Kualitas adalah tentang bentuk dan fungsi perabotan saat digunakan dan sesuai dengan ekspektasi. Kualitas suatu produk itu tidak ada biayanya. Kesalahanlah yang mengakibatkan biaya bagi IKEA dan konsumen. Saat terjadi kesalahan dalam proses produksi, maka akan timbul biaya. Harga tinggi tidak selalu berarti berkualitas tinggi,” ujar Jan, yang telah bekerja di IKEA selama lebih dari 40 tahun.

foto : dok. IKEA
foto : dok. IKEA

Menurut Jan, selain menggunakan kayu sebagai bahan utama, bambu, rotan dan kertas juga merupakan material yang patut diamati di masa mendatang. Pohon bambu hanya memerlukan tujuh tahun untuk tumbuh dan dapat dipanen tanpa harus ditanam kembali, sehingga membuatnya material yang sangat berkelanjutan.

”Secara teknis, semua bahan baku sudah tersedia. Kami hanya perlu memulai karena terdapat peluang yang sangat baik. IKEA berada di garis terdepan dalam hal ini,” ujar Jan.

Dengan menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan, perabotan IKEA di masa depan akan menggabungkan lebih banyak serat alami ke dalam produk yang dirakit.

Dengan upaya tersebut, IKEA terus mendorong keberlanjutan dan perubahan pada perilaku terhadap lingkungan, dimulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari seperti mendaur ulang sampah, serta menghemat air dan energi, dan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

Hasil dari perubahan perilaku masyarakat secara akumulatif akan menjadi berarti sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap bumi, termasuk hutan.

 

Tinggalkan komen