Tekan Biaya Pembangunan Reaktor Daya Eksperimental, BATAN Luncurkan Basic Design Engineering
Jakartakita.com – Rencana pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang digagas sejak tahun 2015, kini telah mencapai babak baru dengan diselesaikannya dokumen Basic Design Engineering (BDE).
RDE merupakan reaktor riset yang digadang-gadang dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas 10 Megawatt atau sekitar 3 MWe.
RDE ini nantinya akan dijadikan sebagai percontohan bagi seluruh masyarakat bahwa bangsa Indonesia mampu membangun dan mengoperasikan reaktor dengan aman dan selamat.
Kepala Badan Teknologi Atom Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, ide awal BATAN untuk menyusun Basic Design Engineering sendiri adalah untuk menekan biaya dalam pembangunan RDE yang akan dilakukan.
“Lebih baik kita menghitung sendiri saja, jangan terlalu bergantung pada luar,” ucap Djarot dalam konferensi pers di kawasan Puspiptek Serpong, Kamis (28/09/2017).
Ditambahkan, perkiraan biaya untuk membangun RDE awalnya diperkirakan mencapai Rp 4,3 triliun.
“Namun kita bisa menurunkan menjadi Rp 2,2 triliun dengan Basic Design Engineering ini,” ucapnya.
Alhasil, biaya pembangunan RDE pun bisa ditekan sampai Rp 2,1 triliun.
Sementara itu, Kepala Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) BATAN, Geni Rina menambahkan, Basic Design Engineering (BDE) ini merupakan pengembangan dari desain konseptual yang sebelumnya telah dibuat PT Renuko pada tahun 2015.
PT Renuko merupakan pihak yang memenangkan lelang sebagai pembuat Desain Konseptual RDE.
“Konseptual desain seperti peta buta, sedangkan Basic Design sudah jauh lebih rinci,” jelasnya.
Adapun BDE yang diluncurkan saat ini merupakan versi nol, dan tahun depan akan dilakukan uji secara eksperimental dari beberapa bagiannya.
Dari uji tersebut, data yang didapatkan akan dijadikan masukan balik ke basic design untuk versi selanjutnya.
BDE ini diklaim sebagai desain reaktor daya pertama kali yang dihasilkan Indonesia.
“Selain itu, pada tahun 2018, BATAN akan membuat alat uji, seperti fuel handling system, helium purifikasi, dan control rod untuk melakukan uji coba secara eksperimen,” tambahnya.
Dijelaskan, kelebihan RDE yang bertipe Hight Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR), selain menghasilkan listrik, juga dapat menghasilkan uap panas yang dapat digunakan untuk aplikasi industri seperti pelelehan batu bara, pembuatan gas hidrogen, pembuatan gas metan dari gas alam, desalinasi air laut dan proses kimia lainnya yang membutuhkan panas yang tinggi.
Dengan selesainya BDE versi nol ini, Geni berharap, BATAN akan merambah ke validasi dengan data eksperimental, dan dikerjakan secara konsorsium yang melibatkan Universitas dan Industri.
“Pada akhirnya dapat dibangun reaktor daya dan di-scale up menjadi PLTN komersial di Indonesia sebagai karya anak bangsa. Dengan demikian Indonesia menjadi negara yang terdepan dalam technology provider,” pungkasnya. (Edi Triyono)