BATAN Ditetapkan Sebagai Pusat Kolaborasi Pemuliaan Mutasi Tanaman Oleh IAEA
Jakartakita.com – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) ditetapkan sebagai Collaborating Center (CC) atau pusat kolaborasi Pemuliaan Mutasi Tanaman oleh Badan Tenaga Atom Internasional atau lnternational Atomic Energy Agency (IAEA).
Dengan ditetapkannya BATAN sebagai CC dalam hal Mutation Breeding, maka BATAN dijadikan sebagai pusat kerjasama IAEA untuk penelitian dan pengembangan pertanian berbasis Iptek Nuklir di kawasan Asia – Pasifik sampai Afrika.
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan, BATAN diberi kepercayaan karena dua prestasi yang diukir BATAN dinilai bagus bagi IAEA. Salah satunya, diukir BATAN pada tahun 2014, kala itu BATAN mendapatkan penghargaan ‘Outstanding Achievement Award on Plant Mutation Breeding’.
Mengingat peran aktif BATAN dalam pemuliaan mutasi tanaman itu, BATAN kemudian ditunjuk sebagai CC, resmi sejak 22 September 2017.
“Kami dianggap bisa membantu negara lain sebagai technology provider dalam hal pemuliaan tanaman, peneliti kami andal,” ucap Djarot saat jumpa pers di Gedung BATAN Pasar Jumat, Jakarta, Jumat (06/10/2017).
Sementara itu, Soeranto Human selaku Peneliti Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), sekaligus Koordinator CC dengan IAEA mengungkapkan, beberapa capaian BATAN dalam mutation breeding menggunakan nuklir antara lain; 22 varietas padi, 10 varietas kedelai, 3 varietas sorgum, 2 varietas kacang hijau, 1 varietas kacang tanah, 1 varietas gandum tropis dan 1 varietas kapas.
“Di sektor pertanian, Indonesia dianggap negara yang sudah maju. Kami dianggap cukup untuk membagi pengalaman,” tutur Soeranto.
Disamping sebagai pusat kerja sama dalam penelitian, BATAN juga ditetapkan sebagai tempat kegiatan IAEA yang berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia pertanian berbasis Iptek Nuklir se-Asia Tenggara seperti melalui program pelatihan, kunjungan, dan pertemuan internasional.
Beberapa negara yang pernah melakukan pelatihan pemuliaan mutasi tanaman di BATAN, antara lain; Negara Burkina Faso, Cambodia, Laos, Myanmar, Madagascar, Mozambique, Namibia, Nepal, Sri Lanka, dan Tanzania.
Adapun Indonesia sebelum terpilih sebagai CC oleh IAEA, bersaing ketat dengan Malaysia dan China.
“Keuntungan yang diperoleh bagi lndonesia yaitu selain mendapatkan dukungan dan bantuan fasilitas riset dari IAEA, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian lokal, Indonesia (BATAN) tentu akan lebih dikenal oleh dunia internasional sebagai Negara yang maju dalam bidang pertanian berbasis Iptek Nuklir, demi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan ikut serta dalam memelihara perdamaian dunia,” jelasnya. (Edi Triyono)