YKI : Bahaya Kanker Makin Nyata Mengintai Masyarakat
Jakartakita.com – Bahaya penyakit kanker semakin nyata mengintai masyarakat, khususnya yang terus menjalankan gaya hidup tak sehat.
Dalam rangka Hari Ulang Tahun Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ke-41 tahun, YKI kembali mengingatkan masyarakat untuk mewujudkan hidup sehat dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kanker.
“Pada HUT YKI ke-41 tahun, YKI mengucapkan terima kasih kepada segenap pengurus YKI, para donator, volunteer, serta seluruh unsur masyarakat yang telah mendukung penanggulangan kanker, dan terus mengingatkan masyarakat untuk merubah pola hidup tak sehat dengan meningkatkan pengetahuan akan bahaya penyakit kanker, melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker, serta memahami faktor-faktor pencetus kanker yang berhubungan dengan perilaku dan lingkungan, hal ini karena kanker terus mengintai kita semua,” ungkap Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR.Dr.Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, FINASIM, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Selasa (17/4/2018).
Dijelaskan, Kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor risiko, seperti tidak merokok atau terpolusi asap rokok, tidak mengkonsumsi alkohol, melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet, menghindari obesitas dengan diet seimbang dan aktivitas fisik, serta mencegah infeksi yang berhubungan dengan kanker.
Deteksi atau skrining akan membantu seseorang untuk dapat terdiagnosa lebih dini sehingga memungkinkan pengobatan dengan hasil yang baik.
Kematian akibat Kanker
Lebih lanjut diungkapkan, urutan penyakit kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan adalah kanker payudara, kanker serviks dan kanker kolorektal, sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru-paru, kanker kolorektal dan kanker prostat.
Adapun prevalensi kanker kolorektal di Indonesia meningkat secara signifikan akibat pola konsumsi makanan yang berubah selama 25 tahun belakangan ini.
“Atas dasar tersebut, dalam usianya yang ke 41 tahun, YKI akan meningkatkan fokus pada penanggulangan kanker kolorektal yang juga dikenal dengan kanker usus besar dengan mendorong keterlibatan seluruh unsur masyarakat,” tandas Prof. DR.Dr.Aru Wisaksono Sudoyo.