Hadapi Maraknya TKA, Indonesia Perlu Membangun Kedaulatan Industri Nasional
Jakartakita.com – Sabtu (05/5) lalu di Jakarta, Aliansi Kebangsaan, Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YNSB) dan FKPPI kembali menggelar Diskusi Panel Serial (DPS) ke-12 Menjamin Kelangsungan Hidup Bangsa dengan mengusung tema ‘Strategi Penguasaan Teknologi dan Industri dalam Membangun Kedaulatan Industri Nasional’.
Hadir sebagai narasumber dalam DPS Seri ke-12 ini, adalah: Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M.Agr dan Mas Wigrantoro Roes Setiyadi B. Selain itu, hadir pula Ketua FKPPI sekaligus Ketua Aliansi Kebangsaan, dan Pembina YSNB Pontjo Sutowo, serta Ketua Panitia Bersama DPS, Iman Sunario, dan Prof. Dr. La Ode Kamaludin yang bertindak sebagai moderator DPS.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang Subiyanto, Plt. Kepala LIPI mengungkapkan bahwa terjadinya fenomena masuknya TKA (Tenaga Kerja Asing) yang begitu massif ke Indonesia, dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kemampuan teknologi, sekaligus dapat membangun kedaulatan industri nasional. Karena dengan demikian, diluar masalah serbuan TKA, para pekerja lokal akan mendapat nilai lebih tinggi, sehingga tak perlu khawatir akan kalah saing.
Ditambahkan, dengan penguasaan teknologi, akan dapat mengembangkan dan membangun teknologi karya anak bangsa. Dalam hal ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyusun strategi penguasaan teknologi dan industri dalam membangun kedaulatan industri nasional.
Adapun untuk mencapai penguasaan teknologi, lanjut dia, LIPI membagi elemen dari sisi penelitian seperti SDM (Sumber Daya Manusia), program dan anggaran hingga infrastruktur. Dari kesemua itu, kedepannya diharapkan dapat memperkuat riset dan pengembangan (R&D), agar menghasilkan teknologi sendiri.
“Untuk menempuh jalur industri, Indonesia perlu memperkuat terus R&D agar menghasilkan teknologi sendiri. Selain itu, juga memberikan perlindungan atau insentif pada pihak yang memanfaatkan teknologi baru hasil negeri sendiri, dan menyediakan infrastruktur atau sarana untuk menguji teknologi baru, untuk interaksi dan sekaligus alih teknologi,” ungkap Bambang Subiyanto.
Pontjo Sutowo menambahkan, penguasaan teknologi yang baik sangat membantu para pekerja meingkatkan nilai dan kemampuan agar bisa diterima di dunia industri tanpa khawatir akan persaingan dengan tenaga asing.
Industri adalah kiprah penggunaan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi oleh dunia usaha untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di dunia ini, pengembangan Industri semakin besar selepas revolusi industri di dunia Barat.
Namun demikian, jelas Pontjo, untuk menapak ke jalan revolusi industri, pembangunan industri yang terkait dengan dunia inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan sektoral saja.
“Yang tidak boleh dilupakan dalam pengembangan industri dan teknologi guna dalam menapaki revolusi industri adalah diperlukannya dunia usaha. Dunia usaha ini perlu memiliki sentuhan keindonesiaan yang mengedepankan kebersamaan atau gotong royong. Ia tidak boleh saling dihadap-hadapkan satu sama lain, melainkan perlu diintegrasikan secara nasional demi mencapai tujuan bersama,” tandas Pontjo.