Take a fresh look at your lifestyle.

Hadapi Era Ekonomi Digital, Bank OCBC NISP Adopsi Teknologi Office 365 Untuk Tingkatkan Produktivitas & Daya Saing di Indonesia

0 1,793

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : istimewa

Jakartakita.com – Bank OCBC NISP mengumumkan transformasi digital perusahaannya, dengan mengadopsi teknologi Office 365 untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya di Indonesia.

Dengan tuntutan untuk berkompetisi dan lebih Agile (tangkas) menghadapi perubahan zaman, Bank OCBC NISP mengimplementasikan Office 365 sebagai langkah strategis untuk transformasi perusahaan.

“Selama bertahun-tahun, kami telah berfokus pada percepatan bisnis dengan menciptakan produk customer centric dan inovasi layanan. Sebagai sebuah bank, kami melihat disrupsi teknologi bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai sebuah peluang. Di sini kami melihat digitalisasi sebagai penggerak utama bagi proses otomasi dan juga penyediaan nilai tambah bagi pelanggan kami. Kami percaya bahwa bagian dari percepatan bisnis kami adalah penggunaan bantuan teknologi yang tepat, memungkinkan kami untuk lebih cepat, kolaboratif, dan efisien. Kami ingin setiap pekerja memiliki pola pikir digital yang dapat membantu perusahaan memiliki daya saing di era disruptif ini, sambil juga memprioritaskan keamanan dan kepercayaan pelanggan,” terang David Formula, Executive Vice President IT Bank OCBC NISP dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Rabu (30/5/2018).

Asal tahu saja, industri perbankan Indonesia mencatat sebuah tren penurunan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dalam beberapa tahun terakhir, yang menunjukkan bagaimana perusahaan telah menjadi lebih efisien.

Adapun digitalisasi industri perbankan telah memainkan peran penting dalam mengatasi berbagai permasalahan.

Related Posts
1 daripada 6,692

Peluang tersebut telah ditangkap oleh Bank OCBC NISP, dengan bantuan Microsoft Indonesia, untuk memulai perjalanan transformasi digitalnya dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasaran.

Menurut Haris Izmee, Direktur Utama Microsoft Indonesia, saat teknologi mobile dan berbasis Cloud semakin maju, salah satu aspek paling penting dalam perjalanan transformasi digital di Indonesia adalah memberdayakan setiap karyawan untuk bekerja di manapun dan kapanpun secara aman.

Untuk mengikuti tren ini, Microsoft 365,sebuah solusi pintar yang didalamnya termasuk Office 365, Windows 10, dan Enterprise Mobility + Security diadaptasikan oleh  Bank OCBC NISP untuk memberdayakan seluruh karyawan mereka di Indonesia untuk bekerja dalam platform yang aman, sambil mempersingkat manajemen IT dengan satu solusi, diciptakan khusus untuk bisnis. Setiap pekerja kini dapat berkolaborasi pada perangkat apapun, kapanpun, dan dimanapun.

Meningkatnya ancaman keamanan dalam ekonomi digital saat ini merupakan hal yang nyata dan tidak dapat diabaikan. Serangan siber dan penipuan adalah ancaman utama setiap bank saat ini.

“Orang tidak menggunakan teknologi yang mereka tidak percayai. Ini merupakan aturan utama yang berlaku bagi setiap perusahaan dan individu karena kita hidup di era mobile-first dan cloud-first. Menjamin keamanan, kerahasiaan, dan kepatuhan adalah kunci untuk membantu perusahaan jasa keuangan untuk melanjutkan transformasi digital dengan percaya diri. Dengan demikian, melindungi data sensitif memerlukan sebuah pendekatan baru yang terintegrasi. Microsoft berinvestasi lebih dari US $1 miliar setiap tahunnya pada riset dan pengembangan keamanan siber selama bertahun-tahun, untuk memastikan pelanggan kami tetap terlindungi,” tutur Haris.

“Setiap organisasi perlu mempertimbangkan kembali bagaimana mereka memberdayakan tenaga kerja mereka dengan budaya, kebijakan, infrastruktur dan peralatan yang tepat untuk memaksimalkan potensi mereka. Hal ini berarti mengizinkan kolaborasi dari manapun, dalam perangkat apapun. Sangat penting juga bagi setiap pimpinan bisnis untuk mengevaluasi dan mengimplementasi setiap perubahan untuk menghadapi tantangan budaya dan manajemen, yang menghambat setiap pekerja untuk bekerja tanpa hambatan, dari manapun mereka berasal. Hal ini dapat menghalangi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam zaman digital ini,” tandas Haris.


Tinggalkan komen