Kapal Api Hadirkan Kegiatan Networking Day di Malang
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan program dan gerakan wirausaha sosial (sociopreneurship) Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu
Jakartakita.com – Antusiasme berbagi ide kreatif dan membahas peluang menciptakan usaha sosial diperlihatkan oleh para peserta yang hadir di kegiatan Networking Day persembahan Kopi Kapal Api di Ngalup Co-working Space, Malang, Kamis (19/7) lalu.
Acara yang dihadiri oleh puluhan anak muda ini pun dijadikan sebagai kesempatan untuk bertemu dengan para sociopreneur yang sudah lebih dulu menjalani usaha berkonsep sosial sekaligus mentor program dari Kapal Api bertajuk Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu guna mendapatkan inspirasi, pengalaman serta jejaring kerja dalam pengembangan ide ataupun bisnis yang ingin dirintis.
“Networking Day kami hadirkan di 6 kota Indonesia sebagai wadah untuk berbagi cerita inspiratif dari para sociopreneur Indonesia yang telah berhasil menemukan solusi dan memberikan dampak sosial atas permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya melalui usaha yang dijalaninya. Dalam kesempatan ini para mentor yang terlibat menularkan semangat sociopreneurship yang terus tumbuh dan berkembang di Indonesia dan membantu membuka akses jejaring. Harapan kami adalah banyak anak muda yang terinspirasi untuk menjadi calon pegiat sociopreneur dan bergabung untuk mewujudkan tujuan secara nyata di program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu,” jelas Group Brand Manager Kapal Api, Johnway Suwarsono, dalam siaran pers Kamis (19/7).
“Kami melihat respon positif dari anak muda Indonesia atas hadirnya program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu. Sejak pendaftaran dibuka per 1 Juni 2018 lalu, sudah lebih dari 800 proposal usaha sosial yang masuk dan kian bertambah jumlahnya. Kami masih menunggu gagasan kreatif anak muda lainnya hingga 30 September 2018 mendatang,” sambung Johnway.
Sementara itu, dalam sesi berbagi kisah inspiratif di acara Networking Day, turut hadir Leonard Theosabarata selaku pendiri dari Indoestri Makerspace sekaligus mentor nasional yang membekali para peserta dengan pentingnya memahami dan menjalani sebuah proses dalam membuat usaha agar bisa terus berinovasi.
“Motivasi adalah amunisi terbesar untuk mewujudkan tujuan kita masing-masing. Saya memercayai bahwa semangat self-made yaitu membuat sesuatu dengan tangan sendiri adalah yang dibutuhkan saat ini. Melewati setiap proses dengan kerja keras dan kegigihan mengembangkan keahlian akan memberikan pembelajaran berharga agar kita dapat menghargai karya orang lain,” ungkap Leo.
“Indoestri Makerspace menjadi wadah dan komunitas para pembelajar, maker, entrepreuner serta pelaku kreatif yang ingin mengembangkan kapabilitasnya. Anak muda seringkali punya passion (semangat) yang kuat namun akan lebih baik jika mereka juga mengasah keterampilan agar terus memiliki produk yang sesuai jati diri pembuatnya dan menjadi produk yang berbeda,” sambungnya.
“Dukungan ekosistem seperti jejaring ataupun wadah yang mampu membekali keterampilan dan berbagi inspirasi juga penting untuk memberdayakan generasi muda. Hal inilah yang mendasari Indoestri Makerspace didirikan pertama kalinya. Program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu dapat menjadi contoh praktik baik dalam mendukung pegiat sociopreneurship dan mewujudkan gagasan kreatif anak muda,” jelas Leo.
Selaras dengan dukungan terhadap pegiat usaha sosial di Indonesia, mentor lokal dan pendiri dari House of Diamonds pun membagikan kisahnya. Dibekali oleh pengalaman pribadi, wirausaha kreatif Nur Cholidah dan Noor Fadillah membawa perubahan di Indonesia dengan cita-cita dapat membantu kaum perempuan, khususnya para ibu agar dapat mengatasi permasalahan sosial-ekonomi tanpa harus meninggalkan keluarganya. Mereka berharap dapat membantu meningkatkan martabat seniman tekstil dan kesetaraan hak agar mendapatkan upah yang sesuai dengan lingkungan yang aman.
Pasangan kakak-adik yang akrab disapa Ida dan Lila ini pernah merasakan langsung bekerja menjahit di sebuah usaha tekstil, mereka menyadari bahwa sebetulnya banyak perempuan penuh dengan talenta namun belum mempunyai akses ke pasar.
“Sudah saatnya kaum perempuan marjinal mempunyai akses ekonomi dengan memperhatikan keselamatan dan keamanan mereka sendiri. Hal inilah yang melandasi kami mendirikan House of Diamonds”, ungkap Ida.
House of Diamonds adalah sebuah usaha sosial yang memberdayakan perempuan, dengan fokus memproduksi berbagai macam produk tekstil.
“Kami tidak mengira usaha sosial yang kami rintis bisa berkembang seperti yang saat ini. Pada awalnya, kami hanya tidak ingin remaja perempuan putus sekolah. Itulah mengapa kami mengajar mereka bagaimana caranya menjahit agar mereka punya bekal keterampilan dan modal untuk bersekolah. Sekarang, harapan kami kedepannya House of Diamonds dapat menjadi alternatif bagi pekerja perempuan yang awalnya hanya ingin menjadi tenaga kerja di luar negeri. Kami juga ingin memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu,” jelas Lila.
Ida dan Lila ditunjuk sebagai mentor lokal asal Malang yang akan terus berbagi cerita inspiratif dan menularkan pengetahuan mereka ke generasi muda selaku agen perubahan.
Sebelum diadakan di Malang, Networking Day telah hadir di Bandung bersama mentor program Iwet Ramadan (Co-founder JKTCreative) dan Titin Agustina (Founder Kraviti); di Yogyakarta bersama mentor program Helga Angelina (Founder Burgreens) dan Andhika Mahardika dan Asri Saraswati (Founder Agradaya); di Jakarta bersama mentor program Leonard Theosabrata (Founder Indoestri Makerspace) dan Denica Flesch (Founder SukkhaCitta); di Semarang bersama mentor program Azalea Ayuningtyas (Co-Founder Du’Anyam) dan Deasy Esterina (Founder Kreskros); serta di Surabaya BersamaMelia Winata (Co-Founder Du’Anyam) dan Vania Santoso (Co-founder heySTARTIC).
Setelah Networking Day, kegiatan di 6 kota besar di Indonesia selanjutnya adalah apprenticeship (23-27 Juli 2018) yang pendaftarannya sudah dibuka melalui platform www.secangkirsemangat.id.
Lima anak muda terpilih yang tertarik terhadap wirausaha sosial di setiap kota berkesempatan untuk mengalami dan merasakan langsung dinamika kerja di lokasi usaha sosial para mentor.