Take a fresh look at your lifestyle.

Bedah Robotik Sebagai Solusi Mengobati Rasa Nyeri Pinggul & Lutut

1 4,129

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : istimewa

Jakartakita.com – Penyakit osteoarthritis sangat terkait dengan gangguan pada tulang rawan persendian, dan dapat terjadi pada hampir semua sendi dalam tubuh. Terutama pada sendi-sendi yang sering menerima beban berat seperti pinggul, lutut dan tulang belakang. Bahkan tak jarang juga mempengaruhi jempol tangan, jari telunjuk, leher dan jempol kaki.

Osteoarthritis kebanyakan lebih berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Mereka yang berumur di atas 60 tahun memang paling rentan terhadap penyakit ini. Namun, mereka yang berusia 20-an atau 30-an bisa pula terkena osteoarthritis jika sebelumnya mengalami cedera atau stress pada persendian secara berulang-ulang.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan perkembangan osteoarthritis seperti keturunan, kegemukan, cedera, kelebihan beban pada persendian, dan komplikasi berbagai penyakit seperti rematik.

Dewasa ini, Osteoarthritis biasanya ditangani dengan kombinasi berbagai perawatan, seperti; pelatihan, penggunaan obat-obatan, pengompresan dengan air panas atau air dingin pada sendi yang sakit, penyedotan cairan sendi, suntikan obat di persendian, dan penggunaan perangkat penunjang seperti kruk dan tongkat.

Jenis penanganan tergantung pada berbagai faktor, antara lain; usia, aktivitas yang dilakukan, kondisi kesehatan secara menyeluruh, riwayat medis, bagian tubuh yang menderita osteoarthritis, dan tingkat keparahan penyakit.

Namun, ketika rasa sakit akibat osteoarthritis tidak dapat ditangani dengan perawatan seperti tersebut di atas, atau rasa nyeri menyebabkan penderita tak dapat beraktivitas secara normal, maka mungkin pembedahan menjadi cara yang dapat dipertimbangkan.

Salah satu jenis pembedahan yang banyak digunakan di beberapa rumah sakit adalah Makoplasty. Ini adalah prosedur pembedahan untuk penggantian bagian dari lutut atau seluruh pinggul dengan menggunakan Sistem Ortopedi Interaktif Robotik, yang dikembangkan oleh MAKO Surgical Corp, perusahaan peralatan medis asal Florida, Amerika Serikat.

Adapun Farrer Park Hospital di Singapura adalah salah satu rumah sakit yang menerapkan pembedahan robotik MAKO untuk penggantian lutut dan pinggul.

Related Posts
1 daripada 6,271

Operasi penggantian pinggul secara keseluruhan dilakukan dengan mengangkat tulang yang terkena reumatik dan tulang rawan yang rusak, untuk kemudian digantikan dengan implant pinggul yang dirancang untuk mereplikasi sendi pinggul.

Teknologi robotik MAKO dapat digunakan untuk operasi penggantian pinggul secara keseluruhan, terutama bagi penderita penurunan fungsi persendian yang bukan akibat radang.

Teknologi ini membantu para dokter bedah untuk melakukan proses perencanaan operasi dengan model tiga dimensi yang menggambarkan bagian spesifik yang akan dibedah dari pasien.

Sementara itu, operasi penggantian bagian lutut akan membantu mengobati radang pada satu atau beberapa bagian dari lutut. Pembedahan ini hanya bisa dilakukan pada bagian lutut yang mengalami kerusakan, sehingga dapat membantu meminimalisasi trauma pada tulang dan jaringan yang masih sehat.

foto : istimewa

Ada tiga jenis pembedahan sebagian lutut dengan teknologi ini, yaitu; unicondylar, patellafemoral, dan bicompartemental.

Namun, pembedahan lutut maupun pinggul dengan menggunakan teknologi robotic ini cukup berisiko.

“Oleh karena itu, sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan pembedahan sendi, seperti apa yang cocok untuk pasien,” kata Dr. Jeffery Chew, ahli bedah ortopedik dari Farrer Park Hospital Singapura dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.

Menurut dia, hasil pembedahan dari setiap orang akan sangat bervariasi dan tidak semua penderita akan kembali pada tingkat kesembuhan yang sama.

“Mendengar dan mengikuti nasehat dari dokter ahli terkait kegiatan setelah operasi, perawatan dan tindak lanjutnya adalah hal yang sangat penting. Karena kehidupan pasien setelah operasi persendian akan ada keterbatasan, yang tergantung pada beberapa faktor, seperti berat badan dan tingkat aktivitasnya,” kata Dr. Chew.

 


Tunjukkan Komen (1)