Universitas Pertamina Dituntut Bertransformasi Jadi Entrepreneurial University
Jakartakita.com – Tantangan institusi pendidikan tinggi saat ini semakin berat, seiring persaingan dunia kerja yang semakin luas, dengan tantangan global serta perkembangan teknologi yang melaju pesat.
Di acara Dies Natalis ke-3 Universitas Pertamina, Jum’at (1/2/2019), Rektor Universitas Pertamina, Akhmaloka mengungkapkan, di era disrupsi seperti saat ini, perguruan tinggi dituntut untuk berkontribusi lebih besar dalam memberikan pelayanan publik melalui hasil-hasil penelitian yang aplikatif, lahirnya organisasi-organisasi baru atau perusahaan-perusahaan rintisan yang dapat menjadi solusi bagi permasalah bangsa, yakni penyerapan tenaga kerja yang optimal, serta pelembagaan inkubator bisnis dan pengembangan startup companies.
Karena itu, Universitas Pertamina (UP) dituntut untuk bertransformasi menjadi perguruan tinggi generasi ke-4 (fourth generation university) yang disebut sebagai entrepreneurial university.
Langkah tersebut dilakukan, jelas Akhmaloka, agar universitas yang diresmikan pada tanggal 1 Februari 2016 ini, dapat mengambil peran penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia, penugasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta beradaptasi dengan tantangan di masa depan.
Lebih lanjut diungkapkan, untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan sinergi dan kerjasama yang baik antara perguruan tinggi, industri dan pemerintah.
“Sinergi yang baik antara universitas dengan dunia usaha dan pemerintah merupakan point utama untuk menjadi entrepreneurial university,” jelas Akhmaloka.
Ditambahkan, sejarah mencatat, perguruan tinggi memiliki peran sebagai penyelaras sosial dalam perjalanan suatu bangsa. Perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak bagi suatu dinamika sosial, dan di sisi lain dapat menjadi peredam untuk dinamika sosial tertentu.
Selama ini, kata dia, peran perguruan tinggi dirumuskan melalui konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: humboldtian university, teaching university, dan research university. Pendidikan sebagai pondasi untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia, penelitian sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baru, dan pengabdian kepada masyarakat sebagai muara agar ilmu pengetahuan dapat berkontribusi bagi masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, menurutnya, industri dapat menyediakan program dan anggaran bagi pelaksanaan kegiatan penelitian, perguruan tinggi dapat menyediakan SDM untuk melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi, dan pemerintah dapat mendorong kerjasama dalam kegiatan penelitian melalui kelembagaan kerjasama dan insentif bagi perguruan tinggi dan industri.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2018, Universitas Pertamina juga mengirimkan mahasiswa ke beberapa Perguruan Tinggi Luar Negeri terbaik melalui program internship dan student exchange, diantaranya: Toyohashi University of Technology (TUT) di Jepang, National Institute of Technology (NITAC) Akashi College di Jepang, National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) di Taiwan, dan Universiti Teknologi PETRONAS (UTP) di Malaysia.
Akhmaloka berharap, lulusan Universitas Pertamina tidak hanya dapat berkontribusi membangun ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki dampak besar bagi kemajuan bangsa.
“Tetapi juga memiliki kesiapan dalam menghadapi persaingan di kawasan ASEAN dan global,” pungkasnya. (Edi Triyono)