SDM Indonesia Mesti Mampu Bersaing di Kancah Global dengan Infrastruktur Informasi
Jakartakita.com – Saat ini, pemerintah sedang fokus membangun infrastruktur, sejak dari awal yang disiapkan untuk kemajuan bangsa dan negara untuk masa depan. Sehingga, infrastruktur yang dibangun bukan hanya untuk kebutuhan jangka pendek, namun juga untuk jangka panjang.
Penegasan itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (Dismed FMB) 9 bertajuk “Membangun Sumber Daya Manusia Menyongsong Era Industri 4.0: Memastikan Infrastruktur TIK, Industri Manufaktur, SDM Riset, dan Skema Dukungan Anggaran”, di Ruang Serba Guna Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).
Selain Menkominfo Rudiantara, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali ini adalah Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ainun Na’im.
“Infrastruktur yang dibangun bukan hanya jalan tol, bandara, pelabuhan laut, dan lainnya, juga berkaitan dengan tol informasi atau seperti yang dikatakan KH. Ma’ruf Amin, tol langit. Ada pula percampuran infrastruktur digital dengan perangkat keras, seperti Palapa Ring yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur,” ucap Rudiantara yang akrab disapa Chief RA.
Ke depan, menurut Menkominfo, Indonesia akan membangun satelit sendiri. Hal itu dilakukan untuk menjadi bangsa yang kuat dan petarung.
Untuk mencapai itu, Indonesia tentunya perlu memperbaiki cara belajarnya.
“Dengan begitu, ke depan tidak ada lagi pendidikan yang tertinggal karena tidak terhubung dengan internet. Tidak ada lagi Puskesmas yang tidak terhubung dengan internet agar kecepatan pelayanan kesehatan bisa maksimal,” terang Rudiantara.
Selanjutnya, Menkominfo menjelaskan, ada pesantren dan madrasah yang jumlahnya 2.000 lebih yang sudah terhubung dengan internet.
“Bahkan, kantor desa juga sudah terhubung dengan internet. Semua harus terhubung, seperti kantor koramil dan kantor polsek. Ini sesuai arah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita,” ujarnya.
Lebih lanjut Menkominfo menekankan, bukan hanya infratruktur yang dibangun, seperti jalan tol, tapi mobil dan orangnya juga dibangun.
Rencananya, pada 2022, akan ada satelit. Awal April 2019 akan ditetapkan siapa pemenang yang merancang, membangun dan meluncurkan satelit tersebut.
“Saat ini, di Google, Apple dan IBM, tidak lagi membutuhkan ijazah. Tapi setelah lulus tes, yang diminta adalah akun emailnya. Tidak lagi dipersyaratkan lulusan apa, SD, SMP atau SMA. Yang penting lulus pada saat tes. Itulah perkembangan dan dinamika yang terjadi di tingkat global,” ulas Chief RA.
Ditambahkan, Indonesia pada 2030 akan mengalami bonus demografi. Ekonomi Indonesia akan menguat karena ekonomi seluruh negara di ASEAN jika disatukan akan sama dengan kekuatan ekonomi di Indonesia.
“Yang kita butuhkan, tahun 2015-2020 adalah digital talent masuk ke ekonomi Indonesia. Caranya? Perguruan tingi menghasilkan gelar sarjana. Saat ini pemerintah fokus pada skill atau vokasional. Setiap tahun kita butuh 600.000 digital talent,” ungkap Rudiantara.
Di perguruan tinggi, lanjut Rudiantara, lebih ditekankan pada knowledge atau gelar sarjana. Maka yang harus dikejar untuk menjawab kebutuhan tersebut adalah membuat “sekolah” digital talent.
“Untuk itu, Kemkominfo membuat akademi digital talent. Pesertanya lulusan SMK, D3 atau S1. Yang penting usianya tidak lebih dari 29 tahun. Tahun ini disiapkan 20.000 peserta. Memang terhitung masih sedikit jika dibandingkan kebutuhannya yang mencapai 600.000 digital talent,” jelas Rudiantara.
Yang terpenting, jelas Menkominfo, saat ini, Indonesia telah memiliki template. Pilot project-nya telah dilakukan tahun 2018. Kemkominfo telah merekrut 1.000 peserta. Yang daftar sampai 64.000 orang. Hasilnya, yang tersertifikasi 980. Ada 2 persen yang tidak berhasil.
“Kita menghasilkan digital talent yang berdasarkan skill. Mereka masuk kelas yang kerjanya latihan komputer saja. Kami kerjasama dengan 40 lebih perguruan tinggi. Yang kita butuhkan ketrampilan-ketrampilan hingga bisa langsung cepat kerja. Mulai dari Aceh hingga Papua. Kita ingin semua generasi muda Indonesia bisa mengikuti ini,” jelas Rudiantara.
Semua ekosistemnya, lanjut Menkominfo, sudah disiapkan dengan platform karir. Platform ini bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan digital talent. Sehingga, tidak hanya melatih peserta, tapi juga menyalurkan lulusan digital talent ini ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
“Pemerintah membangun infrastruktur dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang sudah siap untuk bertarung di kancah global. Dengan program ini, Indonesia akan menjadi negara yang lebih maju lagi dari hari ini,” pungkas Chief RA. (Hendry)