Amar Bank Dorong Literasi Keuangan Kaum Milenial Indonesia Lewat Aplikasi Tunaiku
Jakartakita.com – Amar Bank, pionir produk financial technology (fintech) dengan nama Tunaiku, terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan literasi keuangan bagi anak muda maupun kaum milenial di Indonesia.
Antara lain, dengan mempermudah akses keuangan bagi kaum milenial dan terus melakukan edukasi bagaimana mengatur dan mengelola keuangan agar orang muda maupun masyarakat lainnya mampu untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Indonesia sendiri, berdasarkan data World Bank Financial Index (Findex) 2017 memiliki masyarakat dengan tingkat unbankable yang cukup tinggi, yakni mencapai 51%, walaupun sudah cukup membaik dibandingkan pada 2014 yang mencapai 64% dan 2011 mencapai 80%.
Meski demikian, berdasarkan data Findex, ternyata dari jumlah tersebut sekitar 60 juta orang sudah memiliki akses internet melalui mobile phone. Hal ini menunjukkan kemungkinan perubahan yang lebih baik melihat perkembangan fintech di Indonesia dalam lima tahun terakhir.
Menurut Managing Director Amar Bank, Vishal Tulsian, inklusi keuangan dan literasi keuangan bagaikan dua sisi mata uang, yang keduanya harus ada dan saling melengkapi serta memiliki korelasi yang positif.
“Kurangnya akses terhadap jasa keuangan membuat anak muda maupun masyarakat kurang mampu dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Demikian juga dengan kurangnya pemahaman akan layanan keuangan yang berdampak pada ketidakmampuan mereka untuk memanfaatkan peluang yang ada,” ujar Vishal kepada awak media di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Lebih lanjut, Vishal menjelaskan, bagi anak muda, kunci hidup yang lebih sejahtera adalah dengan adanya akses terhadap layanan keuangan dan juga kemampuan dalam pengelolaan keuangan. Hal ini dapat menjadi indikator literasi keuangan (melek keuangan) pada masyarakat.
“Memiliki akses keuangan namun tidak bijak dalam penggunaannya dapat menggiring mereka ke dalam masalah keuangan. Bahkan masalah lainnya yang lebih kompleks, seperti banyak contoh yang kerap terjadi di masyarakat belakangan ini. Sehingga pinjaman yang mereka lakukan menjadi tidak efektif dan tidak produktif,” terang Vishal.
Lebih lanjut dijelaskan, peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dalam sektor keuangan adalah dengan memberikan akses yang lebih mudah terhadap layanan keuangan formal, contohnya pinjaman melalui lembaga formal yang dapat memberikan suku bunga terjangkau dan proses yang lebih aman. Layanan itu dapat diberikan melalui lembaga perbankan di kantor-kantor cabang ataupun melalui layanan keuangan lainnya seperti layanan keuangan berbasis fintech.
Adapun Tunaiku sebagai produk perbankan dalam bentuk aplikasi mobile apps, akan sangat membantu masyarakat yang selama ini belum terjangkau atau memiliki akses terhadap layanan keuangan.
Mobile apps Tunaiku telah diunduh lebih dari satu juta pengguna dan memberikan manfaat dari produk pinjaman tanpa agunan kepada hampir 200 ribu pengguna di Indonesia, dengan jumlah pinjaman yang disalurkan mencapai lebih dari satu triliun rupiah. Hal ini menunjukkan kontribusi Tunaiku dalam membantu masyarakat untuk memiliki dan meningkatkan akses terhadap layanan keuangan.
Terkait inklusi keuangan dan literasi keuangan, Vishal memaparkan, bahwa Amar Bank melalui Tunaiku tidak hanya mempemudah akses masyarakat terhadap layanan keuangan (inklusi keuangan), tetapi juga mendorong masyarakat untuk lebih melek keuangan (financial literacy).
Langkah Amar Bank adalah dengan melakukan riset secara informal ke nasabah agar lebih memahami kebutuhan akan informasi keuangan yang dibutuhkan nasabah sehingga melek keuangan.
Menurut Vishal, riset informal ini dilakukan secara aktif dengan bertanya pada nasabah, bagaimana mereka dapat lebih memahami layanan keuangan dan membantu mereka mengelola keuangan. Dari hasil riset tersebut, Amar Bank menemukan bahwa literasi keuangan perlu dibuat agar mudah dimengerti dan juga menarik untuk diakses oleh masyarakat.
Sementara itu, lanjut Vishal, tantangan yang dihadapi dalam peningkatan literasi keuangan di era digital dan mobilisasi yang tinggi seperti saat ini adalah, bagaimana membuat kaum milenial lebih mudah mengakses informasi dengan konten yang sederhana, mudah dimengerti dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) menit.
Platform yang banyak digunakan oleh masyarakat pun menjadi pertimbangan utama, salah satunya melalui smartphone agar mereka mudah mengaksesnya saat dalam perjalanan berangkat dan pulang kerja, beraktivitas di luar rumah serta di waktu senggang.
Isinya pun harus menarik, yang mengakomodasi pertanyaan-pertanyaan seputar keuangan seperti, topik investasi, tips investasi saham, bagaimana menghitung cicilan kendaraan, dan membandingan layanan keuangan yang sesuai.
Yang pasti, konten yang relevan dengan kebutuhan dan persoalan keuangan sehari-hari.
“Kami juga mengadakan kelas Swara Online dengan beragam tema sesuai dengan minat nasabah Tunaiku, seperti ‘Menikah on budget’, ‘Bagaimana menyisihkan untuk dana darurat?’, ‘Bisnis: yang muda yang merintis’ dengan jumlah audiens mencapai 400-500 orang/sessions. Selain itu, dalam setiap transaksi peminjaman, pihak kami akan memberikan penjelasan mengenai hak dan kewajiban peminjam, termasuk di dalamnya mengenai denda keterlambatan. Harapan kami, melalui edukasi ini, nasabah dapat membangun pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang baik dan bijak,” ungkap Vishal.
Lebih lanjut, Vishal juga menuturkan beberapa tips mengelola keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, yang membutuhkan disiplin dan perencanaan keuangan.
“Seseorang harus mampu mengelola keuangan dengan mengukur pengeluaran berdasarkan pemasukan yang didapat. Tidak hanya itu, kita juga harus mampu membagi berbagai kategori pengeluaran diantaranya: Sandang, Pangan, Papan dan membuat skala prioritas pengeluaran (jangka pendek dan jangka panjang). Selain itu, perlunya perencanaan keuangan jika ingin mencapai satu tujuan. Intinya, perencanaan yang baik ditunjang oleh disiplin keuangan,” tandas Vishal. (Fahrul Anwar)