LSPR Kembali Menggelar A Group Charity Art Exhibition “Heart for Autism”
Jakartakita.com – The London School of Public Relations (LSPR) melalui London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) dan Sunrise Art Gallery menggelar pameran “Heart for Autism” yang berlangsung tanggal 1 – 28 Agustus 2019 di Sunrise Art Gallery, Fairmont Jakarta.
Dalam kegiatan ini, LSPR berkolaborasi dengan Daya Pelita Kasih Foundation untuk memamerkan karya lukis bernilai seni.
Menurut Prita Kemal Gani, Founder & Director of LSPR sekaligus Inisiator LSCAA, hasil penjualan lukisan dalam kegiatan ini akan diberikan kepada pelukis dan didonasikan kepada Rumah Autis yang menangani anak-anak autis dan anak berkebutuhan khusus dari keluarga prasejahtera.
Adapun gelaran kegiatan ini adalah rangkaian aktualisasi dari Kick Off Project on Autism Awareness yang diprakarsai oleh LSPR, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) dan CT Arsa Foundation, untuk mengembangkan bakat anak-anak penyandang autisme.
Sebelumnya, Founder & Director of LSPR Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR., Executive Director of RS PON dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS., dan Founder & Head of CT Arsa Foundation drg. Anita Ratnasari Tanjung, MARS., menandatangani komitmen bersama pada Sabtu (27/7) lalu di Menara Bank Mega, Jl. Kapten Tendean 12-14A Jakarta.
Para pihak sepakat bersama-sama meningkatkan kepedulian sosial untuk penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, konsultasi, penanganan, terapi serta pengembangan bakat, bagi para penyandang autisme terutama dari keluarga prasejahtera.
Pada saat yang sama, dilakukan pula penandatanganan poster acara A Group Charity Art Exhibition “Heart for Autism” oleh Prita Kemal Gani dan Anita Ratnasari Tanjung, sebagai simbol peresmian kegiatan tersebut.
“Mendidik, merawat, memiliki anak berkebutuhan khusus tidaklah mudah. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan edukasi dan perhatian khusus dari orang tua, orang-orang sekitar, masyarakat, dan juga Pemerintah. Banyak anak penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) di Indonesia yang tidak mendapatkan terapi yang dibutuhkan, karena mahalnya proses terapi dan fasilitas yang kurang memadai,” ujar Prita Kemal Gani dalam keterangan pers yang diterima Jakartakita.com, Kamis (01/8).
Ia menegaskan kembali, bahwa hasil penjualan lukisan akan diberikan kepada pelukis dan juga didonasikan untuk Rumah Autis, sebuah Lembaga Sosial yang menangani anak-anak autisme dan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari keluarga prasejahtera.
Ditambahkan, LSCAA juga meyakini bahwa kegiatan amal ini akan memberikan kontribusi positif.
Asal tahu saja, LSCAA merupakan bentuk kepedulian LSPR dalam menyuarakan keberadaan individu autistik di Indonesia dengan beragam kegiatan selama 11 tahun secara kontinyu. LSCAA memiliki berbagai program pelatihan, seminar, ajang kesenian, penelitian, dan beragam kerjasama, seperti kolaborasi yang dilakukannya bersama Daya Pelita Kasih Foundation.
Adapun pasangan Deka Kurniawan dan Laili Ulfiati, bersama dua terapis muda Ismunawaroh dan Henny Ma’rifah, memulai kegiatan Rumah Autis pada 9 Desember 2004 di rumah kontrakan sederhana di kawasan Jati Makmur, Pondok Gede – Bekasi.
Seiring berjalannya waktu, Rumah Autis terus mendapat tanggapan positif masyarakat.
Rumah Autis kini memiliki 9 cabang di wilayah Jabodetabek, Karawang dan Bandung, dan menangani lebih dari 200 anak.
Lembaga ini kerap memberikan layanan gratis untuk keluarga miskin. Seluruh biaya operasional dan peralatan sederhana Rumah Autis diperoleh dari kemurahan hati para Donatur.
Sementara itu, A Group Charity Art Exhibition “Heart for Autism” dikemas sebagai ajang pameran 33 lukisan hasil goresan tangan anak berkebutuhan khusus dari Daya Pelita Kasih Foundation.
Karya seni yang terlukis di atas kanvas memiliki nilai artistik bentuk ekspresi isi hati, sebagai cara mereka berkomunikasi.
Goresan dan komposisi warna yang menyatu dalam lukisan, memberi makna dari sebuah nilai seni milik tangan-tangan kreatif dari; Alfonsus Dalay, Aurelie Sari Putri Wirananda, Banu Gunottama, Basmarrahman Daulat, Bima Ariasena Adisoma, Daya Olivia Korompis, Diego Luister Berel, Fero Adhi Mada Sardjono, Indhy Mutiarahma, Jane Gabriela, Kiemas Rizki Aguswira Ilyas Nurhadi, Mahadana Trayusa, Seto Swastiko, Vera Van Till, dan Wilson Luhur yang merupakan siswa-siswi berbakat asuhan Daya Pelita Kasih Foundation, yang turut memamerkan hasil karya mereka dalam kegiatan amal ini.
Pameran hasil karya 33 pelukis berbakat asuhan Daya Pelita Kasih Foundation ini, dijual dengan kisaran harga mulai Rp. 6 juta hingga Rp. 18 juta.