Kementerian Pariwisata Targetkan Pariwisata Jadi Andalan Utama Devisa Negara
Jakartakita.com – Pada tanggal 10-11 September lalu di Jakarta, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III tahun 2019 dengan agenda membahas “Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas” melalui rangkaian sesi diskusi paparan perkembangan kawasan wisata.
Diskusi dihadiri peserta dari berbagai kalangan, meliputi; internal Kementerian Pariwisata, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Bappenas, dan BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif), dan lembaga terkait lainnya.
Pada hari pertama digelar diskusi dalam 5 sesi dengan tema : quick wins 2019 dan rencana pengembangan destinasi pariwisata super prioritas 2020, dukungan aksesibilitas dan konektivitas transportasi udara, laut dan darat serta sinergi kementerian dan lembaga terkait lainnya.
Selanjutnya di hari kedua diskusi mengusung 3 agenda, yaitu; dukungan pemerintah provinsi di pariwisata super prioritas, strategi pemasaran dan pengembangan dan peningkatan daya saing SDM, masyarakat dan industri pariwisata.
Hiramsyah S. Thaib selaku Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Bali Baru dan Ketua Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata menjadi moderator diskusi pada sesi diskusi hari pertama dengan tema ”Quick Wins 2019 dan Rencana Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas 2020”.
Hadir sebagai pembicara Tata Syafaat, Badan Otorita Pariwisata Danau Toba; Indah Juanita, Badan Otorita Borobudur; Fransiskus Xaverius Teguh, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Flores; Edwin Darmasetiawan, PT Indonesia Tourism Development Corporation – Mandalika; dan Paquita widjaja Rustandi, PT Minahasa Permai Resort Development – Likupang.
“Rangkaian diskusi yang digelar dalam Rakornas ini bagian dari tindak lanjut atas instruksi Presiden terkait lima destinasi pariwisata super prioritas. Semua aspek yang mendukung percepatan pengembangan pariwisata dibahas dalam sesi diskusi. Progres pembangunan dipaparkan dengan didukung data-data dan analisa,” ungkap Hiramsyah dalam keterangan pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
Asal tahu saja, kelima destinasi super prioritas – Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas 15 Juli 2019 lalu.
Kawasan wisata tersebut tengah didorong pengembangan infrastrukturnya yang ditargetkan selesai pada tahun 2020 serta dipromosikan secara masif agar segera terwujud dalam waktu yang sangat cepat.
Lebih lanjut diungkapkan, pariwisata Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan ke depannya bukan hanya sebagai prioritas penghasil devisa namun pariwisata akan melaju menjadi andalan utama devisa negara.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang juga menetapkan pariwisata sebagai core economy Indonesia.
Hiramsyah juga menyampaikan, bahwa ke depannya, sektor pariwisata akan terus mencatatkan pertumbuhan yang positif sebagai penghasil devisa dengan dukungan infrastruktur transportasi udara, darat, dan laut untuk 4 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (Danau Toba, Borobudur, Mandalika Lombok dan Labuan Bajo Flores), serta telah ditetapkan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo Flores, maka di tahun 2019-2024 pemerintah berkeyakinan akan bisa terus menggenjot pertumbuhan investasi lebih besar dari periode 2009-2014, minimal tumbuh rata-rata sebesar 25%.
Ditambahkan, pertumbuhan investasi tersebut akan berpotensi mendatangkan devisa dari sektor Pariwisata yang diperkirakan sebesar Rp 180 triliun setara dengan 13,3 miliar Dollar AS melalui Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment).
“Dengan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru serta menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tandasnya.