Punya Fasilitas Penyimpanan Tulang Kranium, BATAN Siap Jalin Kerjasama dengan Rumah Sakit
Jakartakita.com – Pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan semakin meningkat.
Menyikapi hal tersebut, berbagai fasilitas nuklir untuk bidang kesehatan telah dimiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), salah satunya adalah Bank Jaringan Riset BATAN (BJRB) yang dapat digunakan untuk menyimpan tulang kranium pasien rumah sakit.
Pada mulanya, BJRB dimanfaatkan untuk mengembangkan amnion liofilisasi steril radiasi yang dapat digunakan sebagai pembalut luka.
Amnion merupakan membran yang terdapat pada selaput ketuban (plasenta) bayi yang efektif mempercepat penyembuhan luka bakar, luka terbuka, dan luka akibat bedah caesar.
Peneliti Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN, Basril Abas menjelaskan, pada perkembangannya BJRB dimanfaatkan untuk menyimpan sebagian tulang kranium atau tempurung kepala pasien.
Selama ini ketika melakukan operasi kraniotomi, sebagian dari tulang kranium (batok kepala) pasien harus dikeluarkan karena ada pendarahan di otak akibat stroke, kecelakaan, atau tumor.
“Pada operasi semacam ini, dokter biasanya menyimpan kranium dalam perut si pasien sampai nanti pada operasi kedua, yaitu setelah operasi pertama sukses dan pasien dinyatakan sembuh,” jelas Basril, Jumat (24/04).
Cara ini, menurut Basril, tentunya mempunyai kelemahan, yaitu harus melakukan dua operasi pada dua tempat yang berbeda yakni di kepala dan perut pasien. Kondisi ini tentunya lebih berisiko dan biaya operasi menjadi lebih mahal.
“Untuk itulah, melalui teknologi preservasi di BJRB dapat memberikan solusi teknologi yang ada. Tulang kranium tidak perlu disimpan di dalam perut pasien, akan tetapi bisa disimpan dengan cara dibekukan dan disterilkan dengan radiasi,” ujarnya.
Untuk mendapatkan layanan penyimpanan tulang kranium ini, jelas Basril, prosedurnya sangat mudah. Pihak rumah sakit dapat membawa tulang kranium menggunakan tempat cool box ke PAIR BATAN.
Setelah tulang kranium diterima dan dicatat oleh pihak PAIR BATAN, selanjutnya, tulang diproses dan disterilkan dengan radiasi gamma.
“Selanjutnya, tulang disimpan di dalam deep freezer yang bersuhu minus 80 derajat celsius sampai tulang tersebut diminta kembali oleh pihak rumah sakit,” tambahnya.
Adapun fasilitas penyimpanan tulang kranium ini memiliki kapasitas 250 buah dan merupakan satu-satunya di Indonesia.
Kondisi ini tentunya menjadi kendala tersendiri bagi rumah sakit yang lokasinya di luar pulau Jawa, karena untuk menggunakan jasa penyimpanan tulang kranium membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama.
Guna mengatasi kendala ini, Basril berharap, ada rumah sakit yang berminat melakukan pemrosesan dan penyimpanan tulang kranium agar lebih efektif. Oleh sebab itu, BATAN siap bekerja sama dengan pihak rumah sakit dalam hal sterilisasi tulang kranium menggunakan radiasi gamma.
“Hingga saat ini, sudah 50 rumah sakit di wilayah Jabodetabek telah menggunakan teknologi dan fasilitas bank jaringan BATAN. Kami memberikan layanan penyimpanan tulang kranium selama 24 jam, jadi kapan saja dibutuhkan sudah siap,” pungkasnya. (Edi Triyono)