Survei: Mengubah Model Bisnis Menjadi Berbasis Digital Adalah Prioritas Utama Mayoritas Perusahaan Besar di Indonesia
Jakartakita.com – Pandemi Covid-19 telah mendorong perusahaan dan organisasi di Indonesia untuk mempercepat upayanya mengadopsi model bisnis berbasis digital.
Hal itu terungkap dalam survei iCIO Community, perkumpulan chief information officer (CIO) dan eksekutif senior di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bertajuk ‘Indonesia CIO Priorities Survey During Pandemic COVID 19 & Beyond’ baru-baru ini.
Melansir siaran pers, Selasa (16/6), disebutkan bahwa survei yang dilakukan pada tanggal 12 – 15 Juni 2020 tersebut mencakup tiga aspek, yakni; pengaruh wabah Covid 19 pada ekonomi dan bisnis, belanja TIK, serta prioritas transformasi perusahaan dan organisasi setelah pandemik.
Survei tersebut dilakukan secara online melalui 10 pertanyaan dan melibatkan 50 CIO dari berbagai industri mulai perbankan, asuransi, layanan kesehatan, pemerintahan, manufaktur, logistik, telekomunikasi, pendidikan, ritel, minyak & gas hingga transportasi.
Pengaruh Pandemi Covid-19 Pada Bisnis
Hampir seluruh CIO pesimis pandemi akan berlangsung singkat. 39% CIO berpendapat pembatasan aktivitas bisnis dan penerapan cara bekerja baru, seperti; physical distancing dan work from home (new normal) akan berlangsung lebih dari 1 tahun, 37% berlangsung selama 6 – 8 bulan, dan 24% 9 -10 bulan. Karena itu, 49% CIO mengungkapkan hingga satu tahun ke depan work from home masih akan diterapkan kepada 25-50% karyawan.
Penerapan ‘new normal’ itu menghadirkan tantangan tersendiri dan mendorong perusahaan dan organisasi untuk beradaptasi dan menerapkan model bisnis baru berbasis digital.
57% CIO menyatakan, mengubah model bisnis baru berbasis digital harus segera dilakukan jika perusahaan atau organisasi mereka ingin bertahan dan bisa terus tumbuh.
Namun transformasi itu bukan hal yang mudah. Ada tiga tantangan berat yang menjadi kendala, yakni; Infrastruktur TIK yang dimiliki perusahaan dan organisasi belum siap secara optimal untuk menjawab kebutuhan yang disebabkan oleh perubahan pasar dan perilaku pelanggan; seluruh karyawan belum terbiasa dengan budaya kerja remote namun tetap kolaboratif; dan tuntutan untuk mendesain ulang produk dan model bisnis perusahaan.
Pengaruh Pandemi Pada Belanja TIK
Sedangkan pengaruh pandemi Covid-19 pada belanja TIK, 41% CIO mengatakan, anggaran TIK perusahaan atau organisasi mereka tidak berubah, hanya saja alokasinya diubah dengan prioritas diutamakan untuk menjawab tantangan yang muncul sebagai akibat dari adanya pandemik Covid-19, sementara 21% mengubah alokasinya menjadi opex dari sebelumnya yang lebih banyak capex, 20% mengubah alokasi dengan prioritas untuk operasional.
13% CIO mengaku anggaran TIK-nya justru ditambah dan sisanya 5% mengungkapkan anggaran TIK-nya tidak berubah sama sekali baik jumlah maupun alokasinya.
Sedangkan teknologi yang menjadi prioritas untuk diadopsi adalah teknologi untuk beradaptasi dengan perubahan tren di pasar, baik dari sisi kebutuhan pelanggan maupun karyawan dengan tujuan agar perusahaan tetap produktif.
Adapun tiga teknologi yang menjadi prioritas untuk diadopsi hingga setahun ke depan, adalah; virtual meetings & collaboration tools; digital & commerce, dan network & access security.
Abidin Riyadi Abie, Koordinator Divisi Riset iCIO Community mengatakan, pandemi Covid-19 membuktikan bahwa transformasi digital bukan lagi menjadi sebuah pilihan bagi perusahaan atau organisasi.
“Krisis ini menjadi kesempatan bagi CIO menyakinkan jajaran manajemen untuk mengakselerasi implementasi strategi transformasi digital, mendorong perusahaan untuk terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi agar selalu relevan dengan tantangan dan mampu terus berkembang dan tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Abidin, seperti dilansir dalam siaran pers, Selasa (16/6).