Jakartakita.com – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey mendorong para petani melakukan gerakan percepatan tanam padi dalam upaya mengantisipasi kerawanan atau memperkokoh ketersediaan pangan saat dan pasca pandemi Covid-19.
Upaya ini juga dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan Program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) di sektor Pertanian.
“Garda Pertanian di Sulawesi Utara, terus berperang melawan pandemi Covid 19, dengan terus memacu petani untuk menanam dan menanam lagi untuk mewujudkan “Sulut Semakin Hebat” dan petani sejahtera,” kata Olly di Desa Touliang, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Jumat (19/6).
Melansir siaran pers, Jumat (19/6), Olly menyebutkan, masyarakat petani (pelaku utama) pertanian mendapat dukungan penuh pemerintah untuk wujudkan ketahanan pangan di Sulut.
“Pemerintah akan bekerjasama dengan kelompok tani, menyiapkan fasilitas sarana produksinya. Bibit pasti tersedia. Karena saat ini di Sulawesi Utara masuk pada daerah penghasil bibit unggul padi jagung dan kedelai spesifik lokalita,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Sulut, Novly Wowiling mengatakan, mekanisasi pertanian menjadi kebutuhan petani saat ini, agar harapan petani panen dengan produksi maksimal menjadi terwujud.
“Dengan mekanisasi, upaya peningkatan dan memantapkan persediaan pangan menjadi aman. Kesejahteraan petani juga turut naik,” katanya.
Adapun Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berkomitmen untuk mencapai produksi sesuai target sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Target luas tanam di MT II ini 5,6 juta hektar, maka dari itu Suwandi meminta jajarannya di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk melakukan pantauan yang masif di setiap wilayah untuk segera tanam, termasuk pertanaman padi di Sulawesi Utara.
“Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu mewanti-wanti ancaman kekeringan dari FAO. Ya itu menjadi tugas kita untuk segera respon gerak cepat mengambil langkah strategis antisipasi hal tersebut,” ujarnya.
Asal tahu saja, Kementan melakukan Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) dan tanam selama Juni sampai September 2020. Sebagai stimulusnya, diberikan bantuan sehingga petani bersedia segera melakukan olah tanah kembali, yakni bantuan benih, alat mesin pertanian, pupuk bahkan bantuan dana asuransi pertanian dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Percepatan tanam ini guna mengamankan produksi dan menjaga stabilitas pangan, serta mengatisipasi musim kering yang akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus 2020. Dengan begitu, pasca pandemi, Indonesia terhindar dari krisis pangan,” tandas Suwandi. (Edi Triyono)