Asuransi Sequis Hadirkan MiPROTECTION Yang Memiliki Manfaat Perlindungan Untuk Gangguan Mental
Jakartakita.com – Gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD) kembali diperbincangkan, setelah beberapa waktu lalu, presenter Rina Nose membuat pengakuan bahwa ia ‘gila’ kebersihan dan merasa cemas bila melihat jejak kotor, misalnya di toilet umum ada sobekan kertas tisu berserakan.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, obsesi pada penderita OCD didefinisikan sebagai pemikiran-pemikiran, dorongan, dan gambaran yang mengganggu, tidak diinginkan, dan terjadi secara terus menerus hingga menimbulkan kecemasan.
Menurut Dokter psikiater RS Premier Bintaro, DR. dr. Ria Maria Theresa, Sp.KJ, bahwa OCD berasal dari kata ‘Obsesif’ dan ‘Kompulsif’ yang berarti pikiran serta perilaku seseorang yang akan terjadi secara terus menerus secara berulang-ulang.
Contohnya, setelah mengunci pintu, seorang pengidap OCD biasanya akan mengecek berkali-kali demi memastikan bahwa pintu terkunci.
“Penderita OCD biasanya mempunyai satu tema atau pola tertentu lalu melakukan tindakan secara kompulsif. Hal ini terjadi karena pengidap OCD tidak dapat menyaring pemikirannya, misalnya pada kasus Rina, tentang kuman. Pengidap tidak akan bisa berhenti berpikir tentang kontaminasi kuman sampai menimbulkan keresahan dalam dirinya. Tentu saja adanya rasa resah dan cemas akan menyita waktu si penderita sampai berjam-jam bahkan dapat menganggu aktivitas normal mereka,” ujar DR. dr. Ria dalam siaran pers, Senin (03/8).
Ditambahkan, pengidap OCD ada yang menyadari dirinya mengidap OCD, ia mengetahui penyebab obsesinya dan menyadari bahwa hal yang menjadi obsesi tersebut kerap tidak masuk akal.
Tetapi, ada juga yang belum menyadari, mengabaikan, atau tidak mau mengakuinya.
“Sebagian besar mengabaikan gangguan pada dirinya karena takut diberi label gangguan mental dari lingkungan sekitarnya. OCD bisa disebut gangguan mental bila ada distres dan disfungsi yang menyebabkan pengidapnya merasa tersiksa, tidak nyaman, hingga menganggu fungsi dalam kehidupannya,” bebernya.
Seperti diketahui, gangguan mental masih sering dianggap tabu, bahkan dalam masyarakat dikorelasi sebagai ‘gila’ sehingga banyak dari penderita yang seharusnya sudah pada tahap harus diobati malah semakin parah.
Pasalnya, gejala OCD sering menyerang usia muda dan berpotensi memburuk seiring pertambahan usia penderitanya, seperti menyebabkan depresi bahkan mendorong penderitanya bunuh diri.
Adapun pengobatan gangguan kejiwaan dimulai dengan konseling atau terapi perilaku kognitif dari psikiater dan obat-obatan dari psikiater jika diperlukan atau kombinasi keduanya.
Menyikapi hal ini, Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis, Ivan Christian Winatha mengatakan, bahwa asuransi Sequis melalui MiPOWER by Sequis mendukung milenial untuk hidup sehat, fisik maupun mental dengan menyediakan asuransi kesehatan MiPROTECTION yang memiliki manfaat perlindungan untuk gangguan mental, seperti OCD, Bipolar, dan Skizofrenia.
Dijelaskan, MiPROTECTION merupakan perlindungan asuransi komprehensif yang mencakup kesehatan, mental, kecelakaan, disabilitas, penyakit kritis, dan jiwa yang berlaku di seluruh dunia.
Selain mendukung konseling gangguan mental, MiPROTECTION juga memiliki fasilitas no claim discount dan renewal discount.
“Produk asuransi ini dapat dimiliki oleh milenilal dari usia 18-40 tahun dengan premi yang sangat terjangkau melalui 3 plan, yaitu; starter (Rp380ribu/tahun), moderate (Rp525ribu/tahun), dan advanced (Rp1,3 juta/tahun),” jelasnya.