Mau Tetap Mandiri Secara Finansial Di Masa Tua? Ini Kiatnya!
Jakartakita.com – Idealnya, sedari muda kita sudah mengatur finansial dengan strategi yang terencana, agar kelak jika kita berusia tua pun tetap dapat mandiri secara finansial.
Artinya, jika ternyata usia kita tidak panjang maka kita bisa meninggalkan sejumlah warisan agar keluarga dapat melanjutkan hidup dengan lebih baik. Sebaliknya, jika diberikan umur panjang, kita masih memiliki dana hari tua untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan tidak menjadi beban bagi keluarga.
Lantas, bagaimana cara mempersiapkan diri agar saat kita pensiun atau tidak lagi memiliki pendapatan, kita masih dapat hidup berkecukupan dan bahagia?
Melansir siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini, Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, CFP, CPC mengatakan, bahwa usia muda adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan masa pensiun dengan cara membuat strategi investasi sesuai tahapan usia, yaitu memiliki asuransi selagi sehat dan produktif dan berinvestasi dengan portofolio agresif lalu konservatif.
Berikut ini tips strategi investasi dalam tahapan kehidupan yang disampaikan Samuji:
Usia 20-an; Belajar Investasi dan Mulai Berinvestasi
Awal usia 20-an adalah saat memulai karir atau fresh graduate, tetapi ada juga yang masih kuliah dan mendapatkan uang saku dari orang tua atau memiliki pekerjaan sampingan. Pada rentang usia ini, jika telah memiliki pendapatan, sebaiknya cari pengetahuan tentang investasi dan mulai berinvestasi dengan menyisihkan 5%-10% dari pendapatan per bulan. Beberapa orang di usia ini biasanya juga sudah menggunakan kartu kredit. Tetapi, sebaiknya minimalisasi utang karena jika banyak cicilan kartu kredit otomatis akan menunda perencanaan hari tua. Asuransi dapat menjadi pilihan berinvestasi karena memberikan proteksi sekaligus investasi. Pilihlah produk asuransi yang dapat memberikan hasil maksimal dalam jangka panjang, dan instrumen investasinya dapat dikontrol, misalnya kombinasi saham dan pasar uang dengan porsi saham lebih besar.
Usia 30-an: Semangat Berinvestasi Saat Produktif & Berasuransi Saat Sehat
Saat usia Anda meningkat di 30-an maka perlu meningkatkan alokasi investasi untuk pensiun walaupun pada usia ini biasanya ada keinginan memiliki mobil dan rumah. Keinginan tersebut menjadi penting saat menjadi kebutuhan, tetapi saat memutuskan membeli atau mencicil maka sesuaikan dengan kemampuan membayar jangan sampai menggerogoti simpanan hari tua. Asuransi jiwa sangat penting pada rentang usia ini. Pilihlah asuransi jiwa yang jangka waktu perlindungannya panjang atau asuransi yang mengunci (lock in) simpanan tapi memberikan tambahan loyalty bonus, yaitu sejumlah dana dari premi dasar tahunan yang akan dibayarkan di tahun tertentu sesuai ketentuan polis. Perlu juga asuransi yang memiliki manfaat proteksi meninggal dunia akibat kecelakaan minimal memberikan 150% dari santunan dasar. Hal ini terutama jika Anda adalah pencari nafkah. Untuk instrumen investasi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan finansial. Selain memberikan perhatian pada pertumbuhan investasi hari tua, juga perlu mempersiapkan dana untuk pendidikan anak. Untuk itu, bisa memilih kombinasi saham dan pasar uang. Jika profil risiko termasuk moderat maka kombinasi antara saham, obligasi, dan pasar uang dapat menjadi alternatif. Jika dalam perjalanan berinvestasi ternyata terjadi fluktuasi, tidak usah terlalu khawatir karena masih ada waktu untuk pulih kembali.
Usia 40-an: Fokus pada Portfolio Pensiun
Ketika tiba saatnya masuk pada usia 40 tahun, sebaiknya mulai mengisi portfolio pensiun dengan investasi yang lebih konservatif. Misalnya, kombinasi obligasi dengan pasar uang. Hal ini karena Anda masih harus membiayai sekolah anak, menyelesaikan cicilan produktif sembari mempersiapkan dana hari tua. Jika memilih instrumen investasi yang sangat fluktuatif, tentu bisa mempengaruhi simpanan padahal waktu untuk mengumpulkan uang semakin sedikit. Mengawali usia 40, sebaiknya mulai membuat perkiraan proyeksi dana hari tua yang nanti akan dibutuhkan. Dari hasil yang diperoleh bisa menjadi pertimbangan apakah perlu melakukan diversifikasi investasi.
Usia 50-an: Jelang Pensiun, bersikaplah realistis
Saat usia 50-an, biasanya membutuhkan sekitar 70% dari pendapatan saat ini. Untuk itu, giatlah berinvestasi bila tidak siap mengurangi 30% dari gaya hidup. Jika sedari muda belum berinvestasi hingga saat membaca tulisan ini, segera manfaatkan semua peluang yang ada sebelum mengakhiri karir di usia 55 atau 60 tahun. Jika terlambat memulai maka pilihan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tentunya akan sangat terbatas. Pada rentang usia ini, pastikan sudah memiliki asuransi kesehatan karena risiko kehidupan sangat tinggi, misalnya serangan sakit kritis atau kematian. Pastikan juga asuransi tambahan (rider) pada polis sesuai dengan kebutuhan jangan sampai memakan hasil investasi karena pada usia ini yang lebih dibutuhkan adalah hasil investasi. Anda juga dapat memilih produk asuransi yang tidak mensyaratkan manfaat tambahan lain selain manfaat yang sudah ada dalam paket produk tersebut. Untuk instrumen investasi pilih yang dapat menjaga likuiditas, yaitu pasar uang karena memiliki toleransi risiko rendah.
“Dengan membuat strategi finansial yang terencana dan terukur sejak muda hingga tiba masa pensiun maka Anda sudah siap menjadi lansia yang bahagia, yaitu jika meninggal dunia dapat memberikan warisan pada anak dan cucu atau jika berumur panjang, sebut saja 75 tahun, maka Anda tetap mampu memenuhi kebutuhan sendiri dari simpanan yang telah disiapkan sejak muda,” tandas Samuji.