Take a fresh look at your lifestyle.

Model Korporasi Bagi Petani & Nelayan Diharapkan Berdampak Besar Terhadap Perekonomian Indonesia

0 3,136

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong pengembangan korporasi petani dan nelayan.

Dengan model korporasi, para petani dan nelayan diharapkan dapat membangun proses bisnis dari hulu ke hilir. 

“Petani dan nelayan perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dan berada dalam sebuah korporasi sehingga diperoleh skala ekonomi efisien yang bisa memudahkan petani dan nelayan dalam akses pembiayaan, informasi, teknologi, serta meningkatkan efisiensi maupun memperkuat pemasarannya,” ungkap Jokowi, seusai rapat terbatas di Istana Bogor, Bogor, Selasa (6/10/2020).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengungkapkan, pengembangan model korporasi bagi petani dan nelayan diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia.

Apalagi diakui Jokowi, pertanian saat ini merupakan sektor terbaik dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kuartal kedua sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen. Angka ini harus terus kita jaga momentumnya sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,” jelas Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi meminta agar ekosistem bisnis korporasi petani dan nelayan dibuat terpadu.

BUMN, BUMD dan swasta besar diminta tidak sebatas pengambil hasil panen, tetapi juga mendampingi korporasi petani.

Related Posts
1 daripada 3,534

“Kita perlu membangun sebuah model bisnis dengan ekosistem yang bisa di-link-an dan disambungkan mungkin dengan BUMN dan swasta besar,” kata Jokowi.

Sebagai awal, Jokowi meminta jajarannya untuk fokus membangun satu atau dua model bisnis korporasi petani atau nelayan di sebuah provinsi.

Dari model percontohan tersebut diharapkan bisa dijadikan benchmarking bagi wilayah lain.

“Belajar dari pengalaman, saya yakin akan banyak kelompok tani dan nelayan lain yang mau meng-copy, dan meniru, kalau melihat ada contoh korporasi petani dan nelayan yang dilihat berhasil dan bisa mensejahterakan,” terangnya.

Pemerintah sendiri sudah berencana untuk mengimplementasikan model korporasi dalam pengembangan food estate.

Pada saat mengunjungi pembangunan food estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, 12 September lalu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memastikan pengembangan food estate akan menggunakan konsep klaster berbasis korporasi.

Penumbuhan dan pengembangan korporasi petani, kata Syahrul, diyakini mampu mewujudkan kelembagaan ekonomi petani yang berbentuk badan usaha di kawasan pertanian.

Tujuannya, mendorong petani berdaulat mengelola seluruh rantai produksi usaha tani, mulai pengolahan hingga pemasaran.

“Korporasi petani mengutamakan daya saing, inovasi dan kreatifitas menghadapi lingkungan bisnis pertanian yang dinamis dan penuh tantangan,” terang Syahrul. (Edi Triyono)


Tinggalkan komen