Parade Fashion Show di Ajang ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ Tunjukan Kesiapan Indonesia Sebagai Pusat Fesyen Muslim Dunia
Jakartakita.com – Setidaknya, ada dua kekuatan utama dari fesyen muslim Indonesia.
Yang pertama adalah; terletak pada keanekaragaman desainnya yang kaya akan ciri khas budaya, yaitu wastra Indonesia (batik, tenun, bordir).
Kekuatan yang kedua adalah; mempunyai fondasi industri fesyen yang luas dan bervariasi, seperti; industri garmen, tesktil, sepatu, dan aksesoris yang sangat beragam.
Adapun dua keunggulan fesyen muslim Indonesia tersebut, telah diperlihatkan lewat karya-karya para desainer dan brand yang tampil di parade fashion show yang menjadi rangkaian acara bertajuk ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ yang dihelat pada tanggal 18 November 2021, di Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta.
Di sisi lain, pada parade fashion show ini, juga memperlihatkan kerja sama yang dinamis antara seluruh ekosistem yang mendukung Jakarta Muslim Fashion Week.
Ekosistem tersebut, adalah; asosiasi desainer, asosiasi kosmetik, asosiasi pertekstilan, serta asosiasi pemasok garmen dan aksesoris.
“Acara ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ hari ini adalah perkenalan pertama ajang Jakarta Muslim Fashion Week yang akan resmi diluncurkan di bulan Oktober 2022. Jadi, saya berharap semua sektor industri bersatu padu untuk mempromosikan fesyen muslim Indonesia. Termasuk dari sisi kreatif, yaitu; para desainer. Saya berharap, di tahun depan akan semakin banyak desainer yang bergabung di Jakarta Muslim Fashion Week untuk memperlihatkan kekuatan dari fesyen muslim Indonesia,” ungkap Anne Patricia Sutanto, perwakilan KADIN sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Indonesia pada acara press conference di Gedung Aquatic GBK, Kamis (18/11).
Untuk diketahui, ada sebanyak 24 desainer dan brand fesyen Indonesia yang tampil di dua parade fashion show pada acara ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ yang digelar tanggal 18 November di Aquatic Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Rincinya; terdiri dari 12 muslim fashion brands dan 12 contemporary fashion brands, di antaranya; ada Dian Pelangi, Mel Ahyar, IKYK, dan Irna Mutiara.
Di ajang ini, terlihat jelas desain fesyen muslim yang kaya akan ciri khas budaya wastra Indonesia (batik, tenun, bordir).
Seperti Ria Miranda, yang mengangkat tenun khas Makassar dalam rancangannya, Bateeq dan Batik Chic dengan aneka kain batik sebagai trademark desainnya, serta Benang Jarum Couture yang menambah aksen bordir dan payet pada rancangannya.
Adapun Karina Pratiwi selaku perwakilan dari tim Dian Pelangi mengatakan, “Desain Dian Pelangi selalu identik dengan dua hal, yaitu colorful dan etnik. Jadi, kita berusaha untuk tetap menampilkan sentuhan budaya Indonesia. Baik dari segi kainnya, seperti tenun dan batik, juga dari materialnya, seperti bordir dan manik-manik.”
Sedangkan Irna Mutiara, desainer Irna La Perle mengungkapkan, “Sebenarnya, para desainer sudah siap sejak lama untuk menjadi pusat fesyen dunia. Semoga dengan adanya ajang Jakarta Muslim Fashion Week yang dimulai tahun 2022 nanti, akan tercapai cita-cita Indonesia sebagai pusat fesyen muslim Indonesia. Apalagi sekarang, sudah semakin banyak desainer busana muslim dengan style yang beragam, serta didukung industri tekstil yang semakin canggih perkembangannya.”
Sementara itu, pada parade fashion show penutup Embracing Jakarta Muslim Fashion Week juga turut dihadiri oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid dan Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi.
“KADIN merasa bangga dan bahagia dapat bersama Kementerian Perdagangan RI mendukung terlaksananya acara Jakarta Muslim Fashion Week ini. Para desainer yang tampil di fashion show telah memperlihatkan kalau industri fesyen muslim termasuk salah satu sektor terunggul Indonesia. Popularitas fesyen muslim modern di Indonesia yang naik, membuat permintaan pasar domestik pun meningkat. Sehingga munculah kesempatan baru untuk industri bisnis fesyen muslim, terutama untuk para desainer muda. Saya yakin, kita bisa membangun ekosistem yang kuat untuk industri fesyen muslim, lokal maupun global. Potensi Indonesia untuk mendominasi pasar fesyen muslim global sangat besar. Kita bisa menjadi salah satu pemain penting di pasar global apabila industri, akademisi, desainer, pemerintah, dan semua asosiasi bersatu,” ujar Arsjad Rasjid.
“Industri fesyen muslim Indonesia adalah kisah keterbukaan, kreativitas, kewirausahaan hidup berdampingan dengan gaya hidup, perdagangan dan agama. Desainer milenial dan UKM lokal berhasil menarik inspirasi dari keragaman warisan Indonesia yang kaya untuk menciptakan produk dengan karakternya sendiri,” ungkap Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.
Adapun ajang ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ adalah momen untuk embrace atau merangkul semua ekosistem industri yang akan mendukung Jakarta Muslim Fashion Week yang akan diluncurkan di tahun 2022, sebagai salah satu rangkaian acaranya Trade Expo Indonesia ke-37 di bulan Oktober 2022.
Selanjutnya, Jakarta Muslim Fashion Week akan menjadi program rutin yang diadakan setiap tahun dan diharapkan menjadi event berpengaruh untuk industri fesyen di Indonesia dan dunia. (Edi Triyono)