BKKBN Gandeng Tokoh Perempuan Gelar Sosialisasi, Advokasi dan KIE Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja
Jakartakita.com – Dalam rangka memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang membangun keluarga yang berkualitas, Tokoh Perempuan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Sosialisasi Advokasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, di wilayah Jakarta Selatan, Selasa (21/12).
Dra. Hj. Okky Asokawati M.Psi. selaku Politikus dan Tokoh Perempuan mengatakan, bahwa pada tahun 2035, Indonesia di gembar-gemborkan akan mendapatkan Bonus Demografi. Hal ini merupakan pertanda bagi Indonesia, bahwa Generasi Indonesia merupakan generasi yang bagus dan kuat dengan jargonnya “Berencana Itu Keren”.
“Bukan lagi sekedar Generasi Milenial tetapi Generasi Riset yang lebih banyak memberdayakan perempuan untuk dapat tampil di panggung – panggung sosial hingga dapat memberikan inspirasi positive bagi perempuan lainnya. Karena perempuan memiliki multi peranan, baik sebagai ibu rumah tangga, pendidik dan patnership buat suami, agar Indonesia mempunyai generasi yang memiliki tingkat kematangan emosional yang lebih baik dan bukan hanya akademisi saja, melainkan juga nilai – nilai sosial yang baik dan seimbang,” ungkap Dra. Okky seperti dilansir dalam siaran pers, Rabu (22/12).
Lebih lanjut, Okky juga mengimbau kepada masyarakat, untuk berkolaborasi bersama-sama mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Nantinya, keluarga Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain, jika memiliki SDM yang berkualitas.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd mengungkapkan, “Dalam rangka mengisi bonus demografi ini, kita ingin adanya kualitas dari aspek kependudukannya. Oleh karena itu, stunting menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam perjuangan BKKBN. Untuk melaksanakan amanah dari Presiden yang menunjuk BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting yang dipertegas dengan Perpres Nomor 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN menginginkan angka stunting yang saat ini berada diangka 27,64%, pada akhir tahun 2024 diharapkan menjadi 14%. Oleh karena itu, BKKBN berkolaborasi dengan berbagai kementerian, akademisi, masyarakat termasuk media untuk bersama-sama menangani kasus stunting ini. Progres sejak 2013-2019 turun hanya 0,3% per tahun. Kita harapkan, 2019-2024 tersisa 13% yang harus dicapai dalam waktu 2,5 tahun atau minimal 4,5% per tahun. Jadi, ini tantangan bagi BKKBN, sehingga strateginya harus dari hulu dengan cara pencegahan.”
Adapun pendekatan yang dilakukan oleh BKKBN dalam mengatasi stunting dimulai dari hulu yaitu pendekatan keluarga.
Menurutnya, stunting bukan hanya disebabkan karena kekurangan gizi, namun juga pola pengasuhan dalam keluarga.
“Maka bagi remaja yang akan menikah, kami edukasi terlebih dahulu baik dari sisi kesehatan, gizi maupun pola asuhnya. Kami berharap, kedepannya agar Indonesia mempunyai generasi yang memiliki tingkat kematangan emosional yang lebih baik dan bukan hanya akademisi saja, melainkan juga nilai – nilai sosial yang baik dan seimbang,” pungkasnya. (Edi Triyono)