Take a fresh look at your lifestyle.

Danone-AQUA Dukung Pengurangan Sampah di Destinasti Wisata Super Prioritas

0 1,710

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : istimewa

Jakartakita.com – Dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia bersama dengan Danone-AQUA menyelenggarakan Webinar yang bertajuk ‘Membangun Destinasti Wisata Super Prioritas yang Berkelanjutan Melalui Pengurangan Sampah Berwawasan Lingkungan’, Selasa (01/3).

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai elemen pemangku kepentingan, seperti; perwakilan Pemerintah Pusat dan Daerah, Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, pihak Swasta, Asosiasi terkait, serta penggiat lingkungan.

Alue Dohong, PhD selaku Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam sambutannya menjelaskan, Indonesia telah menjadi tujuan destinasi pariwisata dunia dengan berbagai daerah wisata unggulan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia.

Namun di sisi lain, peningkatan jumlah wisatawan di berbagai kawasan destinasi wisata tersebut juga meningkatkan jumlah sampah yang dihasilkan.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) di tahun 2018, tingkat kepedulian masyarakat terkait pengelolaan sampah hanya mencapai 28%.

“Sampah menjadi salah satu sumber yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi menurun kualitasnya, bukan hanya secara estetika, tetapi lebih penting lagi, karena sampah merupakan salah satu sektor sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berbahaya bagi kerusakan atmosfir yang akan memberikan dampak buruk pada kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah berperan penting dalam penerapan peraturan pengelolaan sampah berbasis Kawasan, termasuk di antaranya Kawasan Wisata,” jelas Alue Dohong.

Ia melanjutkan, “Sejalan dengan tema Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2022 yaitu Kelola Sampah, Turunkan Emisi, Bangun Proklim, Kawasan Wisata hendaknya menjadi salah satu ekosistem yang perlu diperhatikan upaya berkelanjutan dalam pengelolaan sampahnya. Penanganan dan pengelolaan sampah untuk turunkan emisi GRK harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang meliputi Pemerintah baik Pusat dan Daerah, akademisi, aktivis, komunitas, dunia usaha, asosiasi profesional dan bahkan individual. Industri daur ulang dapat berperan besar dalam proses pengurangan sampah sehingga sampah di Kawasan Wisata dapat dikumpulkan lalu didaur ulang menjadi produk yang lebih bermanfaat. Bank Sampah dan pengepul sampah adalah ujung tombak dalam pengumpulan sampah, selain sebagai sarana pengumpulan sampah juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampahnya.” 

Di kesempatan yang sama, Vera Galuh Sugianto selaku VP General Secretary Danone Indonesia mengungkapkan, “Melalui kerangka program #BijakBerplastik yang telah dilakukan Danone-AQUA sejak 2018, kami terus melakukan berbagai usaha konkrit dalam pengelolaan sampah plastik, sesuai dengan tiga pilar utama #BijakBerplastik yaitu Pengumpulan, Edukasi, dan Inovasi. Tak bisa dipungkiri bahwa Kawasan Wisata menjadi salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus. Pengumpulan sampah yang sistematis dan terintegrasi telah kami mulai di lima kawasan destinasi wisata prioritas, yaitu; Labuan Bajo, Mandalika, Toba, Likupang dan Borobudur. Usaha ini melibatkan kerjasama dengan multi pihak sehingga dapat mengurangi sampah ke laut, meminimalkan emisi GRK, dan memberikan nilai tambah terhadap sampah tersebut untuk menjadi produk yang lebih bermanfaat.”

Danone-AQUA sendiri, telah menjadi pionir dalam program daur ulang dan pengumpulan kemasan plastik bekas melalui Program AQUA PEDULI (Pengelolaan Daur Ulang Limbah) sejak tahun 1993.

Selain itu, Danone-AQUA juga memelopori inovasi kemasan ramah lingkungan dengan memperkenalkan produk kemasan galon yang bisa digunakan kembali sejak 1983 yang membuat 70% bisnisnyahingga saat ini telah sepenuhnya sirkular.

Related Posts
1 daripada 3,975

Adapun Gerakan #BijakBerplastik merupakan wujud komitmen yang berkelanjutan dalam hal partisipasi Danone-AQUA untuk mengelola sampah plastik sekaligus menciptakan model Ekonomi Sirkular yang memberikan nilai tambah ekonomi bagi komunitas yang terlibat.

Ekosistem pengelolaan sampah di kawasan destinasi wisata unggulan ini dibangun dengan keterlibatan multi pihak. Mulai dari peran Pemerintah Daerah yang mengelola kawasan wisata, peran penting petugas kebersihan dan juga pemulung dalam melakukan proses pengumpulan sampah, kontribusi Bank Sampah yang melakukan penerimaan dan sortir botol PET, dan pada akhirnya diproses kembali oleh Veolia.

Danone-AQUA selalu mengawal, memberikan pendampingan, dan edukasi dalam setiap prosesnyasehingga memastikan konsep sirkular selalu dapat terlaksana dengan baik.

Danone-AQUA juga memastikan bahwa sampah yang terkumpul akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Dalam sesi diskusi yang lebih mendalam tentang pengelolaan sampah di Kawasan Wisata, dijelaskan lebih lanjut mengenai proses pengumpulan sampah yang dilakukan Danone-AQUA beserta para mitranya.

Koleksi ini dilakukan oleh Bank Sampah, dan pada akhirnya sampah plastik tersebut diolah dan diproduksi kembali menjadi kemasan botol plastik. Intervensi yang dilakukan oleh Danone-AQUA juga berbeda di setiap Kawasan Wisata yang dipilih.

Secara umum, intervensi ini berupa penyediaan infrastruktur, sarana transportasi, dan juga edukasi.

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia menjelaskan, “Tujuan utama kami dalam inisiatif ini adalah meningkatkan jumlah plastik yang terkumpul di wilayah Kawasan Wisata melalui pengembangan Bank Sampah Induk dan juga Collection Center yang tersebar di lima wilayah pariwisata unggulan tersebut. Hal ini sejalan dengan target Danone-AQUA yaitu mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang AQUA gunakan di tahun 2025.”

“Setiap Kawasan Wisata tentu memerlukan pendampingan yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.Dalam memastikan tujuan Danone-AQUA untuk secara konsisten menerapkan konsep sirkular, kami bermitra dengan Veolia yang memastikan semua sampah kemasan plastik yang telah melalui proses pengumpulan di kawasan wisata dapat diolah dengan standar yang sudah ditetapkan menjadi material rPET (recycle PET) sebagai bahan baku botol plastik baru. Pada akhirnya, kami juga percaya bahwa edukasi yang menyeluruh kepada mitra maupun langsung kepada pengunjung Kawasan Wisata akan memberikan dampak yang positif untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan sehingga tujuan untuk Indonesia yang lebih bersih dan maju dapat tercapai,” lanjut Karyanto.

Pada kesempatan yang sama, Danone-AQUA juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua Pemerintah Daerah di wilayah pariwisata unggulan yaitu Dinas Lingkungan Hidup Minahasa Utara dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba.

Prosesi penandatanganan disaksikan langsung oleh Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Pengurangan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami berharap, acara Webinar serta penandatanganan MoU antara Danone-AQUA dan Pemerintah Daerah menjadi langkah konkrit suatu “Best Practise” sebagai perwujudan sinergi kemitraan yang baik antara pelaku usaha, pemerintah, dan pihak lainnya dalam mengumpulkan kembali sampah yang dihasilkan, khususnya di Kawasan Wisata. Aksi nyata kolaboratif ini, diharapkan dapat diikuti dan direplikasi di berbagai tempat, sehingga ‘Kawasan Wisata Bersih Sampah’ dapat terwujud sekaligus memenuhi komitmen dunia dalam upaya penanggulangan dampak perubahan iklim,” ungkap Sinta Saptarina menutup acara Webinar ini. (Edi Triyono)


Tinggalkan komen