5 Brand Otomotif Mulai Operasikan Ekosistem Elektrifikasi ‘EV Smart Mobility – Joint Project’ di Bali
Jakartakita.com – Proyek percontohan ekosistem kendaraan elektrifikasi “EV Smart Mobility – Joint Project” yang diinisiasi oleh lima agen pemegang merek (APM) otomotif – Mitsubishi Motors, Nissan, FUSO, Isuzu, dan Toyota, mulai beroperasi di Bali, Rabu (27/7).
EV Smart Mobility – Joint Project yang dijadwalkan akan berlangsung hingga akhir tahun 2022 ini, melibatkan berbagai jenis kendaran elektrifikasi baik dari segmen kendaraan penumpang, maunpun kendaraan komersial.
Proyek ini diharapkan bisa menjadi gambaran bagi masyarakat mengenai model ekosistem mobilitas ramah lingkungan yang menjadi arah kebijakan Pemerintah Indonesia ke depan.
“EV Smart Mobility – Joint Project merupakan sebuah projek besar pengembangan ekosistem elektrifikasi terintegrasi, yang diinisiasi oleh lima brand otomotif atas komitmen bersama untuk mendukung pemerintah dalam upaya pengurangan emisi karbon, melalui popularisasi kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Proyek ini juga sebagai bagian dari bentuk dukungan kami selaku pelaku indistri otomotif, untuk mensukseskan posisi Indonesia sebagai presidensi G20 pada tahun 2022 dan revitalisasi wisata ramah lingkungan di kawasan Bali. Apalagi salah satu isu penting yang memperkuat Indonesia sebagai tuan rumah presidensi adalah transisi energi menuju green economy,” kata Representative Joint Project, Naoya Nakamura dalam acara peresmian beroperasinya EV Smart Mobility – Joint Project, Rabu (27/07) di Bali.
Melansir siaran pers, Rabu (27/7) disebutkan, EV Smart Mobility – Joint Project dibangun atas kesamaan visi lima merek otomotif – Mitsubishi Motors, Nissan, FUSO, Isuzu, dan Toyota, dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan elektrifikasi, sebagai upaya untuk menurunkan emisi karbon di Indonesia.
Dipilihnya Bali sebagai lokasi proyek pertama pengembangan ekosistem elektrifikasi, selain untuk mendukung eco-tourism di wilayah Bali yang menjadi arah pengembangan sektor wisata nasional ke depan, serta sebagai upaya untuk berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan G-20 summit.
Kegiatan ini juga akan menjadi peluang besar bagi Pemerintah Indonesia dan industri otomotif nasional untuk menunjukan komitmen dan keseriusannya dalam menerapkan kebijakan transisi energi hijau dan menyambut era mobilitas masa depan berbasis kendaraan ramah lingkungan atau elektrifikasi kepada negara-negara yang tergabung dalam pertemuan G20.
Kehadirkan EV Smart Mobility – Joint Project ini akan membantu masyarakat untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana ekosistem kendaraan elektrifikasi bekerja.
Melalui pendekatan Multi-Pathway, proyek ini diyakini dapat mempercepat memberikan pemahaman, serta kehadiran berbagai teknologi ramah lingkungan yang mudah diakses publik agar mampu mengurangi emisi sesuai dengan keberadaan sumber energi terbarukan, kesiapan infrastruktur pengisian daya, dan kebutuhan penggunanya.
Lebih lanjut dijelaskan, dengan pendekatan Multi-Pathway ini, harapannya seluruh pengguna dapat turut berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon melalui cara mereka masing-masing.
Karena itu, EV Smart Mobility – Joint Project yang menghadirkan teknologi BEV dan PHEV dalam pelaksanaannya diposisikan sebagai bagian dari inisiatif bersama untuk membuka peluang bagi penggunaan kendaraan Elektrifikasi di Indonesia.
“Adanya inisiatif lima merek otomotif mengahadirkan ekosistem elektrifikasi yang terintegrasi dengan berbagai produk-produk elektrifikasi ini, kami harap lebih banyak lagi masyarakat yang dapat memiliki pengalaman merasakan kendaraan BEV dan PHEV yang kami hadirkan melalui line-up passanger car dan commercial car. Lebih lanjut kami juga akan mengumpulkan umpan balik yang berharga dari para pengguna, agar kami dapat lebih memahami keuntungan dan tantangan dari setiap jenis kendaraan elektrifikasi, serta kebutuhan masyarakat, yang akan membantu kami untuk memperkuat komitmen kami dalam mengembangkan kendaraan elektrifikasi massal di Indonesia,” sambung Nakamura
Guna memberikan pilihan lengkap bagi pengguna, lima merek otomotif yang tergabung dalam EV Smart Mobility – Joint Project menyediakan berbagai kendaraan elektrifikasi andalannya dengan total 15 unit yang terdiri dari 13 unit kendaraan penumpang dan 2 unit kendaraan komersial.
Kendaraan penumpang berasal dari Toyota terdiri dari 5 Toyota C+pod yang mengadopsi teknologi Battery Electric Vehicle (BEV), 5 unit Toyota Prius dengan teknologi Plug-in Electric Vehicle (PHEV), kemudian 1 unit Nissan Leaf (BEV), 1 unit Mitsubishi Outlander (PHEV) dan 1 unit Mitsubishi Minicab-MiEV (BEV). Sedangkan kendaraan elektrifikasi di segmen komersial diwakili 1 unit FUSO eCanter dan 1 unit EV Elf Truck dari Isuzu.
Line-up kendaraan elektrifikasi penumpang akan digunakan untuk mendukung mobilitas di kawasan Nusa Dua dan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Sementara line-up komersial akan digunakan untuk mendukung logistik dan akan menjadi pertimbangan untuk berkolaborasi dengan bisnis lokal di wilayah Bali.
EV Smart Mobility – Joint Project Kolaborasi dengan PT PLN untuk Berikan Pengalaman Lengkap Ekosistem Elektrifikasi
Kolaborasi lima merek otomotif dalam kembangkan ekosistem elektrifikasi EV Smart Mobility – Joint Project, turut mendapatkan dukungan dari PT PLN (Persero) dengan menyiapkan berbagai kebutuhan untuk memasuki era kendaraan ramah lingkungan.
Salah satunya dengan menyiapkan infrastruktur hilir, yaitu menghadirkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia. Kesamaan visi ini diharapkan bisa jadi salah satu pemicu untuk mendorong akselerasi ekosistem kendaraan elektrifikasi yang lebih efektif, serta menjadi solusi untuk menekan angka emisi karbon, khususnya di Indonesia.
“Dalam rangka percontohan pengembangan ekosistem elektrifikasi yang lebih masif, dibutuhkan kerjasama yang kuat dari beberapa pihak, termasuk distributor otomotif, penyedia infrastruktur pengisian listrik, serta pemerintah sebagai pembuat regulasi, dalam upaya mempercepat penurunan emisi karbon di Indonesia. Tidak hanya melalui strategi mengembangkan dan mempopulerkan kendaraan elektrifikasi kepada masyarakat, tapi juga dibutuhkan rangkaian infrastruktur pengisian listrik yang terintegrasi. Dan diharapkan, dengan adanya EV Smart Mobility – Joint Project yang telah dilengkapi oleh infrastruktur pendukung pengisian listrik sebagai satu ekosistem elektrifikasi yang komplit ini, dapat membantu masyarakat menyiapkan diri untuk memasuki era baru dalam mobilitas masa depan yang berbasis kendaraan ramah lingkungan,” ungkap Nakamura.
Lima merek otomotif bergandengan tangan untuk mempercepat menghadirkan berbagai teknologi elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas ramah lingkungan, serta membangun kualitas hidup yang lebih baik di masa depan. Bersama dengan itu, berbagai teknologi yang mendukung kehadiran kendaraan elektrifikasi juga menuntut perubahan pola bermobilitas.
Dengan hadirnya EV Smart Mobility – Joint Project yang lengkap dengan infrastruktur pengisian daya listrik, masyarakat akan semakin paham akan kebutuhan mobilitas ramah lingkungan, serta dampak positifnya untuk masa depan lingkungan.
Lebih dari itu, pemerintah sendiri tengah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong penanganan penurunan emisi karbon dan percepatan tansisi energi bersih.
Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan emisi CO2 atau Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29-41% pada tahun 2030 dan mencapai net zero emisi pada tahun 2050 di mana target nasional tahun 2060.
Pemerintah Indonesia pun telah mencanangkan berbagai kebijakan, termasuk percepatan popularisasi kendaraan listrik dan mengembangkan industri ramah lingkungan.